Jakarta  (ANTARA News) - Ketua Bidang Peternakan dan Perikanan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J Supit menuturkan, gudang-gudang pabrik pakan ternak (feedmill) tidak cukup besar untuk bisa menampung produksi jagung pakan yang mencapai hampir 30 juta dalam setahun ini.  

“Bulog saja sebagai badan logistik kapasitas gudangnya cuma berapa ribu ton,” ujarnya dalam informasi yang dihimpun Antara di Jakarta, Rabu. 

Ia mengilustrasikan, per tiga bulan, produksi jagung nasional bisa mencapai 10 juta ton jika mengikuti klaim Kementan. Apabila 70 persennya disebutkan diserap oleh feedmil,  maka tiap tiga bulan pabrik pakan besar ini memiliki stok 7 juta ton jagung pakan. 

Padahal kebutuhan jagung industri  hanya 700 ribu ton per bulan atau setara 2,1 juta ton dalam satu kuartal. 

Ditambah dengan buffer stock sekitar 1 juta ton untuk 1,5 bulan, kelebihan jagung yang bisa diserap feedmil dari petani hanya mencapai 4 juta ton. 

Sementara itu, Ketua Presidium Peternak Layer Nasional Ki Musbar Mesdi meminta Kementan melihat keadaan tersebut. 

Menurutnya, saat ini harga jagung sudah melonjak hingga Rp5.700 -Rp5.800 kilogram rata-rata secara nasional. Padahal, harga yang direkomendasikan untuk jagung pakan hanyalah Rp4.000-an per kilogram. 

“Sekarang feedmil sama peternak itu sama-sama user. Memang 10 juta ton gudangnya di mana? Jangan nuduh feedmill sebagai pengijon,” katanya.

Baca juga: Kementan berikan bantuan 100 ton jagung kepada peternak ayam mandiri

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018