Jakarta (ANTARA News) - Bursa hasil merger, Bursa Efek Indonesia (BEI), akan fokus meningkatkan kinerja dan memperkaya produk untuk bersaing dengan bursa regional dan masuk 10 besar dalam 10 tahun ke depan. "Dalam sepuluh tahun ke depan kita akan masuk 10 besar bursa di Asia," kata Direktur BEI Bastian Purnama, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa. Hal yang sama juga dikatakan Direktur Utama BEI Erry Firmansyah, dengan merger ini akan meningkatkan efesiensi dan produk, sehingga dapat mengundang investor lebih besar dan bisa bersaing dengan bursa regional. "Kita sudah tidak bertarung lagi di dalam negeri, melainkan akan bertarung dengan dengan bursa lain di kawasan Asia linnya," kata Erry. Dengan dimergernya Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), lanjut Erry, bisnisnya akan semakin besar dan tingkat efesiensinya juga semakin kecil sehingga akan mengundang investor luar maupun dalam negeri untuk masuk BEI. Erry juga mengatakan bahwa saat ini sumbangan kapitalisasi bursa terhadap GDP (Gross Domestic Product) masih kecil, yakni 43-44 persen, dan diharapkan 2-3 tahun ke depan sumbangan nilai kapitalisasi pasar bisa mencapai 100 persen. "Market capitalization to GDP kita masih rendah dibanding dengan Bursa Singapura yang mencapai 150 persen," katanya. Erry juga mengatakan dengan penggabungan bursa ini ditargetkan jumlah emiten saham akan bertambah sedikitnya 500 perusahan tercatat dalam dua tahun kedepan. Sementara Direktur BEI Guntur Pasaribu mengungkapkan bahwa bursa hasil merger ini jika dihitung secara kasat mata nilai kapitalisasinya mencapai Rp2.100 triliun. "Nilai Rp2.100 triliun itu berasal dari kapitalisasi pasar saham di BEJ sekitar Rp1.500 triliun dan obligasi di BES sekitar Rp530 triliun dan sisanya dari transaksi derivatif," katanya. Menyinggung masalah operasional bursa saat masa transisi, Erry mengatakan, untuk sementara berjalan seperti saat ini, dimana perdagangan saham masih menggunakan JATS (Jakarta Automatic Trade System) dan obligasi tetap memakai sistem di BES. Bastian Purnama, mengungkapkan bahwa sistem yang dipakai untuk sementara dipakai saat ini, dan nantinya akan diganti dengan sistem baru dan dapat digunakan multi produk. Sedangkan menyinggung saham single listing di BES akan masuk ke BEJ dan diberi waktu selama dua tahun untuk menyesuaikan peraturan baru yang akan ditetapkan dalam masa transisi ini, tambahnya. Sedangkan Erry juga mengatakan, dengan adanya merger ini bursa belum tentu melakukan rasionalisasi karyawan. "Belum tentu ada rasionalisasi karyawan, karena semakin besar bisnis yang dikembangkan, maka makin besar karyawan yang dibutuhkan," jelasnya. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007