Jakarta (ANTARA News) - PT Pelindo 1 membutuhkan Rp4 triliun untuk pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung di Triwulan II 2019.

"Nanti Kuartal II tahun depan, ini masih estimasi kemungkinan memerlukan Rp4 triliun," kata Direktur Utama Pelindo 1 Bambang Eka Cahyana usai penandatanganan kerja sama pembiayaan investasi dengan tiga bank BUMN di Jakarta, Senin. 

Dia mengatakan nilai tersebut merupakan bagian dari kebutuhan total investasi pelabuhan yang nantinya akan menjadi hub internasional itu sebesar Rp11 triliun, termasuk kawasan industri. 

"Untuk induk sendiri Pelindo I butuh investasi yang Rp3 triliun, sementara di anak ada beberapa tugas proyek ‎yakni Kuala Tanjung tahap II, kawasan industri, ini dibutuhkan Rp11 triliun," katanya. 

Bambang mengatakan sumber pembiayaan tidak hanya dari internal perusahan, tetapi juga akan dilakukan kerja sama untuk kecukupan modal (ekuitas) dari mitra strategis, sementara untuk pinjaman akan dilakhkan "multilateral loan" atau pinjaman dari sejumlah negara. 

"Kalau multilateral tergantung investornya siapa, misalnya katakanlah kita tunjuk dari Timur Tengah, tentu mereka akan membawa dana," katanya. 

Terkait penerbitan surat utang atau obligasi, Bambang mengaku masih bergantung pada kerja sama pendanaan kredit sindikasi dari dalm negeri dan "multilateral loan" 

"Kita belum mau terbitkan obligasi, kita akan terbitkan kalau proyek selesai dan kita mulai 'financing' kalau obligasi untuk investasi baru sayang, 2019 kita lakukan 'mix' dari domestik dan ada multilateral," katanya. 

Dia menyebutkan terdapat tujuh calon investor potensial untuk menanamkan sahamnya di Pelabuhan Kuala Tanjung. 

"Dari tujuh ini kita sedang evaluasi,tujuh ini memang betul-betul serius, yang menyatakan interest dari konsultan ada 17, di seleksi jadi tujuh," katanya. 

Nantinya, lanjut dia, investor asing itu bisa mendapatkan sampai 49 persen saham, salah satunya yang sudah menyatakan minatnya adalah Port of Rotterdam. 

"Yang tahap satu operasional, kan disana belum ada apa, jadi investor asing wait and see, begitu selesai mereka akan masuk, sebenarnya mereka inging memiliki saham, tapi kita diskusi pemegang saham. Sama nanti 49 persen itu nanti dipegang Port of Rotterdam dengan yang lain karena Port Rotterdam itu pengembang pelabuhan, nanti digabung dengan operator pelabuhan," katanya. 

Dalam kesempatan sama, Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Prima Multi Terminal, anak perusahaan Pelindo 1 yang ditugaskan membangun Pelabuhan Kuala Tanjung Mudi Utomo mengatakan saat ini progres pembanguna  sudaj mencapai 99,5 persen. 

"Progres sampai dengan akhir Oktober 99,5 persen, kita tinggal commisioning alat-alat, kita akan soft launching kira kira awal Desember," katanya

Dia mengatakan Pelabuhan Kuala Tanjung beroperasi penuh untuk tahap 1 pada Februari 2019. 

Baca juga: Pelindo 1 raih kredit sindikasi tiga bank BUMN Rp1,3 triliun
 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2018