Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Djoko Santoso mengatakan, pihaknya akan menambah satuan tempur dan bantuan tempur, terutama di daerah-daerah perbatasan dengan negara lain. "Negara kita ini sangat luas, secara geopolitik dan geostrategis wilayah kita menjadi rebutan pengaruh semenjak ribuan tahun lalu. Maka kita memerlukan angkatan perang yang kuat yang dapat diandalkan untuk mempertahankan NKRI, baik secara personel maupun persenjataan," katanya, usai memimpin upacara serah terima jabatan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dari Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary ke Brigjen TNI Soenarjo, di Jakarta, Rabu. Kasad menambahkan, selain gelar kekuatan di daerah perbatasan, juga akan dilakukan peningkatan jumlah satuan di daerah rawan konflik setingkat Batalyon Infanteri, Batalyon Kavaleri, Batalyon Zeni, Markas Brigade. Djoko menegaskan, untuk membangun angkatan perang yang kuat harus didukung oleh personel yang profesional dan alat utama sistem senjata (alutsista) yang memadai dan dapat digunakan seefisien mungkin, sesuai dukungan anggaran pemerintah. Dalam pengadaan alutsista yang memadai, TNI AD tidak memfokuskan diri pada satu negara apakah barat atau timur. "Tidak ada kiblat-kiblatan, kiblatnya yaa Indonesia. Sepanjang alutsista itu dapat diproduksi di dalam negeri, ya lebih baik menggunakan produk dalam negeri seperti misalnya senjata berteknologi madya seperti amunisi, alat angkut, panser dan meriam," katanya. "Sedangkan kesenjataan berteknologi tinggi seperti peluru kendali dan helikopter angkut serta serbu kita masih perlu dari luar negeri. Tentang pembentukan divisi III Kostrad di Papua, diharapkan pada 2014 rencana itu dapat diwujudkan. "Kalau memang ada dukungan dana, sekitar tahun 2014 mudah-mudahan divisi III Kostrad akan terbentuk," ujar Djoko. Ia mengatakan, dana yang dibutuhkan untuk membangun sebuah divisi tidaklah kecil apalagi dalam satu divisi terdapat 15 ribu personel. Saat ini Kostrad baru memiliki dua divisi yakni Divisi I di Cilodong, Jawa Barat dan Divisi II Singosari, Malang, Jawa Timur dan satu Brigade Infanteri (Brigif). Padahal, arah ancaman yang dihadapi ini telah melingkupi tiga wilayah ALKI.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007