Surabaya (ANTARA News) - Para TKW muslim asal Indonesia di Hongkong saat ini menjalani ibadah puasa dalam keterbatasan, antara lain karena sulit menentukan waktu akhir untuk sahur. Tania Roos, salah seorang TKW asal Malang, Jatim yang menghubungi ANTARA News Surabaya dari Hongkong, Kamis menceritakan, untuk mencari "aman", umumnya mereka makan sahur lebih awal dari waktu semestinya. "Ada teman yang kadang sahur jam 24.00 waktu Hongkong karena takut tidak bisa bangun kalau tidur lagi. Di sini kan tidak ada yang membangunkan untuk sahur, apalagi adzan atau suara beduk," kata wanita yang juga hobi menulis cerpen dan pernah mengenyam pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang itu. Ia menuturkan, untuk berbuka, TKW yang umumnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga itu hanya mengonsumsi air putih atau roti sekitar pukul 17.45 dan baru makan nasi sekitar pukul 19.00 atau pukul 20.00 bersamaan dengan waktu makan para majikannya. "Masalah makan untuk sahur dan buka ini juga kadang jadi masalah karena lauk orang Hongkong biasanya hambar. Akhirnya banyak teman-teman yang membeli lauk dari toko Indonesia atau sekedar sahur dengan telor, roti dan minum susu," ujarnya. Untuk bisa melaksanakan shalat tarawih berjamaah, mereka juga kesulitan karena waktu libur hanya berlaku hari Minggu. Sebagaimana tahun lalu, mereka hanya bisa shalat tarawih berjemaah di lapangan atau di musala KJRI setiap Minggu malam. Mengenai volume kerja, kata Tania, banyak majikan yang mengkhawatirkan kesehatan pembantunya kalau puasa. Tidak jarang para majikan itu menganjurkan agar pembantunya tidak berpuasa dengan alasan khawatir sakit. "Setelah diberi penjelasan akhirnya mereka mengerti. Tapi ada juga teman-teman yang akhirnya memilih berpuasa secara sembunyi-sembunyi dari majikannya," katanya. Tania sendiri mengaku tidak sulit karena dia hanya melayani seorang nenek berusia 86 tahun yang tak pernah mengurusi apa yang ia lakukan. Si majikan tidak akan protes kalau kebutuhannya sudah terpenuhi, seperti makan dan lainnya. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007