Jakarta (ANTARA News) - Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan acara temu bisnis "Link and Match" antara IKM dan industri besar berpotensi meningkatkan produktivitas kurang lebih dua ribu pekerja. 

Pernyataan itu disampaikan Gati usai menghadiri acara temu bisnis "Link and Match" IKM Komponen Otomotif dengan Tier APM dan Industri Besar di kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa. 

"Hitungannya begini, satu IKM Komponen Otomotif sebut saja memiliki 20 tenaga kerja, dan hari ini kita undang 100 IKM. Itu artinya ada 2.000 pekerja IKM yang (berpotensi) dapat terus berproduksi," kata Gati. 

Ia mengatakan, tenaga kerja berkualitas merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dalam menguatkan industri IKM. 

Dengan begitu, Kemenperin berupaya untuk melakukan pendampingan, diantaranya membantu IKM membangun kemitraan dengan industri besar. 

"Di saat industrinya tumbuh, kita juga harus mempersiapkan tenaga kerjanya. Karena itu harus ada kerja sama," sebut Gati. 

Dirjen IKM Kemenperin itu menyebut pihaknya saat ini tengah berupaya menghubungkan sekolah vokasi dan sekolah menengah atas kejuruan (SMK) dengan industri. 

Keterhubungan antara dunia pendidikan dengan industri, menurut Gati, dapat menjadi salah satu solusi mengatasi masalah ketidakcukupan tenaga kerja berkualitas di Indonesia.

Dalam acara temu bisnis di Kemenperin, Selasa, ada 15 IKM yang telah siap bermitra dengan industri besar. 

Tiga perusahaan besar yang meneken kontrak kemitraan pada acara tersebut diantaranya, PT Dharma Polimetal, PT Mada Wikri Tunggal, dan PT United Tractor Pandu Engineering (Patria). Ketiganya bermitra dengan total tujuh IKM asal Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. 

Baca juga: Kemenperin targetkan 45 IKM bermitra dengan industri besar
Baca juga: Kemenperin fasilitasi kemitraan 15 IKM dengan industri besar


(T. KR-GNT/

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Edy Sujatmiko
COPYRIGHT © ANTARA 2018