Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meresmikan pembangkit listrik captive power milik PT Indorama Petrochemicals dengan kapasitas terpasang 30 megawatt (MW) di Cilegon, Banten.

Dalam peresmian di Pabrik Indorama Petrochemical, Cilegon, Banten, Kamis, Menteri Airlangga mengapresiasi upaya perusahaan untuk memanfaatkan uap panas yang ada di pabrik untuk menghasilkan energi dan mengefesiensi biaya produksi.

"Saya apresiasi sekali Indorama sudah mengubah pabriknya sehingga lebih berdaya saing. Industri petrokemikal memang harus selalu 'upgrade' teknologi supaya tidak ketinggalan, terutama 'cost' dan efisiensi energinya," kata Airlangga.

Ia juga mengapresiasi dua pabrik yang dimiliki Indorama saat ini berjalan lancar, bahkan tidak mengalami gangguan atau "disruption" sama sekali.

Menurut dia, industri nasional saat ini dipacu untuk menghasilkan  produk bernilai tambah tinggi. Salah satu upaya yang dapat mendorong peningkatan daya saing industri nasional adalah melalui inovasi teknologi secara berkelanjutan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Indorama Petrochemicals Saurabh Mishra menyampaikan pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan investasi, salah satunya dengan menambah pembangkit listrik agar biaya produksi lebih efisien.

Mishra menyebutkan Indorama telah mengeluarkan biaya investasi 400 juta dolar AS, termasuk untuk pembangunan pembangkit listrik "captive power" sebesar 55 juta dolar AS dan sekitar 110 juta dolar AS untuk renovasi pabrik. Dari investasi ini, kapasitas produksi pabrik menjadi lebih besar dan biaya produksi lebih efisien.

"Waktu itu kami cuma produksi 33 ton per jam, sekarang sudah 58 ton per jam. Dengan investasi baru ini, kami berupaya menghemat cost energi hingga 20 persen," kata Mishra.

Ada pun PT Indorama Petrochemical, produsen Purified Terephthalic Acid (PTA), telah beroperasi sejak tahun 2013. Dari produksi 33 ton per jam, saat ini telah mencapai 58 ton per jam. Produk PTA Indorama Chemical 100 persen diserap untuk kebutuhan domestik termasuk industri tekstil sebagai bahan baku serat dan benang.

"Produk kami dipakai oleh grup Indorama dan pasar lokal. Di 'downstream', industri yang membeli produk kami yang melakukan ekspor, jadi secara tidak langsung kami sudah ekspor," kata dia.


 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2018