Ngawi (ANTARA News) - Dua dari 10 orang korban tewas tabrakan prontal antara truk tangki gandeng mengangkut tetes tebu Nopol L 7230 ED dan bus mini "Gaya Kerja" Nopol AD 1485 BB, di Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jatim yang berbatasan dengan Sragen, Jateng, Sabtu (15/9), hingga berita ini diturunkan belum diketahui identitasnya. Informasi diperoleh dari RSUD Ngawi, menyebutkan bahwa 10 korban tewas terdiri atas jenis kelamin perempuan delapan orang dan dua lainnya laki-laki. Delapan korban tewas yang sudah diketahui identitasnya ialah, Muji (Desa Tambakboyo, Kec Mantingan, Ngawi), Lasmi (Desa Barong, Kec Sambungmacan, Sragen), Sumi (Desa Pangsle, Kec Sambungmacan, Sragen), Suyatmi (54) Desa-Kec Mantingan, Parmi (52) Desa Jatisumo, Kec Sambungmacan, Sragen, Paniyem (Desa Jatisumo, Kec Widodaren, Ngawi) dan Agus Subandi (Desa Kedungudel, Kec Widodaren, Ngawi. Sementara itu, Eko L (belum diketahui alamatnya). Sementara puluhan korban lainnya yang mengalami patah tulang dilarikan ke RS Ortopedi Sragen dan RSUD Sragen untuk mendapatkan perawatan. Wawan, warga Desa Bandaran, Kec Sambungmacan, Sragen yang merupakan salah satu keponakan korban Lasmi, ditemui di RSUD Ngawi, menyatakan bahwa dirinya belum yakin kejadian tersebut akibat kecerobohan pengemudi bus mini, makanya polisi harus selidiki secara komprehensif. Iptu Supangat, Kanit Laka Polres Ngawi menyatakan, pihaknya masih melakuian evakuasi dan olah TKP untuk mengetahui peristiwa tabrakan prontal tersebut. Keterangan dari saksi mata di lokasi kejadian menyebutkan, bus mini dari arah barat dan truk tangki dari arah berlawanan bertabrakan langsung --prontal--. Awal kejadian bermula dari truk oleng ke kanan dan pengemudinya tampaknya tidak bisa mengendalikan kemudi dan akhirnya menabrak bus mini yang berada dari arah berlawanan. Salah seorang dokter yang menanggani korban tewas di RSUD Ngawi, dr Indah mengemukakan bahwa pihaknya belum mengetahui secara pasti sebab-sebab kejadian yang mengangkibatkan korban tewas. "Namun, dilihat secara fisik korban, badan atau tubuhnya nyaris masih utuh. Mungkin benturan pada kepala yang berakibat fatal," katanya menambahkan.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007