Yogyakarta (ANTARA News) - Sistem konvensi yang pernah digunakan Partai Golkar untuk menentukan calon presiden dan calon wakil presiden dari partai ini, mampu meningkatkan citra Partai Golkar di mata masyarakat. "Sehingga, adanya pernyataan dari Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla bahwa tidak perlu ada konvensi untuk menentukan capres dan cawapres dari partai ini, tetapi cukup melalui rapat pimpinan nasional, penyataan tersebut tampaknya baru sebatas wacana," kata Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Gandung Pardiman, Sabtu. Ia mengatakan, sistem konvensi merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk memunculkan sosok pemimpin yang memiliki kepribadian, visioner dan mampu menyelesaikan persoalan bangsa. "Melalui konvensi, calon yang dipilih akan dikenal luas hingga ke daerah-daerah, karena semua peserta konvensi harus mendapat dukungan dari kader partai di daerah," katanya. Kata dia, memang dalam pelaksanaan konvensi menjelang pemilihan presiden 2004 masih terdapat kelemahan, di antaranya munculnya mentalitas materialistik di kalangan kader Partai Golkar. "Karena itu, jika nanti sistem konvensi masih akan dipakai lagi, perlu ada penyempurnaan," katanya. Menurut Gandung, penentuan sistem yang akan digunakan untuk menjaring capres maupun cawapres dari Partai Golkar merupakan keputusan penting, sehingga tidak dapat hanya ditentukan oleh ketua umum. "Apalagi prosesnya masih panjang, sehingga perlu kajian yang mendalam untuk menentukan sistem yang akan dipakai," katanya. Kata dia, DPD Partai Golkar DIY sendiri sampai sekarang masih melakukan kajian tentang sistem yang terbaik untuk menentukan capres dan cawapres dari partai ini.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007