Muko Muko (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta seluruh daerah di Indonesia mendirikan gudang logistik agar ketika terjadi bencana alam bahan makanan bagi korban telah tersedia. "Saya harapkan para gubernur se-Indonesia mendirikan gudang logistik di setiap daerah, sehingga ketika terjadi bencana masalah permakanan sudah tersedia," kata Presiden saat menyampaikan sambutan di rumah dinas Bupati Muko Muko yang dijadikan Posko Satlak PBA Kabupaten Muko Muko, Senin. Kepala Negara juga mengatakan, dengan adanya gudang logistik itu maka daerah bisa mengatasi masalah permakanan bagi para korban bencana ketika terjadi bencana alam. "Pusat hanya akan membantu, kalau memang logistik di daerah tidak ada," katanya. Presiden juga menyatakan belasungkawa terhadap para korban gempa di Muko Muko dan kedatangannya untuk melihat langsung kondisi masyarakat serta pananganan tanggap darurat yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya. Ia juga meminta agar pemimpin tidak menyerah dan tetap gigih dalam menghadapi setiap bencana. Apabila kegigihan dan sikap pantang menyerah dapat dilakukan maka itulah sikap pemimpin yang sebenarnya. Pada kesempatan itu, Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono, Menko kesra Aburizal Bakri, Menkes Siti Fadillah Supari, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menteri PU Djoko Kirmanto, Pangilima TNI Marsekal Djoko Suyanto dan Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamuddin menyerahkan bagi para korban di Muko Muko. Penyerahan yang dilakuan secara simbolis kepada Bupati Muko Muko Ichwan Yunus itu, berupa uang tunai Rp1 miliar, tenda sebanyak 5.000 gulung dan selimut 5.000 lember serta 600 ton beras. Usai menyerahkan bantuan, Presiden SBY dan rombongan meninjau para korban gempa di Muko Muko yang hingga kini masih bertahan di pengungsian di Desa Lubuk Sanai, Kecamatan Muko Muko Utara, Kabupaten Muko Muko, yang jumlahnya sekitar 8.000 jiwa. Ketika di lokasi pengungsian, Presiden langsung disambut antusias oleh para pengungsi dan mereka melaporkan keadaan mereka yang kini dalam kesulitan akibat gempa bumi. Udin, salah seorang pengungsi sempat mengungkapkan protesnya terhadap kinerja pemerintah daerah dalam menangani korban gempa terutama dalam penyediaan tenda yang sangat terlambat. Ia menilai pendirian tiga unit tenda dan satu dapur umum di tempat itu hanyalah rekayasa. "Ini hanya rekayasa Pak, karena baru didirikan dua jam menjelang kedatangan bapak (SBY). Sebelumnya tidak pernah ada, kami hanya tinggal di tenda-tenda darurat," kata Udin (46) salah seorang pengungsi. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007