Jakarta,  (ANTARA News) - Badan Restorasi Gambut (BRG) mendorong para peneliti menemukan metode terintegrasi yang mengembangkan ekosistem gambut dan kegiatan ekonomi masyarakat dalam rangka melakukan restorasi gambut. 

"Kita sekarang harus dorong betul peneliti ini menemukan metode yang terintegrasi, terintegrasi itu antara airnya bagus, tumbuhannya bagus dan ekonominya bagus, ini yang tidak mudah,  ini yang kita ingin dengar dari para peneliti dengan berbagai macam kreativitas dan inovasi terobosannya," kata Deputi Penelitian dan Pengembangan BRG Haris Gunawan kepada wartawan di sela-sela Lokakarya Gelaran dan Perumusan Hasil Perluasan Riset Aksi Restorasi Gambut 2018 di Jakarta, Senin. 

Haris menuturkan restorasi gambut itu bicara tentang keterpaduan dari berbagai macam pendekatan. Para peneliti melakukan riset aksi yang mendorong berbagai tahapan dalam melakukan restorasi gambut seperti  melakukan identifikasi, refleksi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penguatan keterlibatan masyarakat.

"Yang juga menarik adalah mendorong para peneliti ini juga membawa masyarakat bukan sebagai objek tapi subjek, ikut meneliti bersama peneliti agar dia punya pemahaman bahwa merestorasi gambut itu harus ada tahapannya terjadi tidak serta merta instan," ujarnya. 

Restorasi gambut memperhatikan tiga aspek, yakni aspek hidrologi, revegetasi dan revitalisasi. 

BRG akan menjadikan hasil penelitian para ahli sebagai rujukan untuk merestorasi gambut. Untuk itu, hasil dari riset aksi tersebut akan ditelaah lebih dalam oleh pihak BRG untuk melihat metode restorasi gambut yang baik dilakukan di lapangan. 

"Rujukan itu hasil dari suatu riset, dan riset itu bukan hanya dari hari ini, riset ini kan sebelumny ada, ini merupakan kombinasi riset sebelumnya, dan ini kita akan rumuskan telaah lebih dalam mana-mana yang bisa praktis untuk masukan bagaimana merestorasi gambut dengan berbagai macam baik fisik, sosial, ekonomi dan lain-lain," ujarnya. 

Dari aspek hidrologi, para peneliti harus benar-benar memahami dan membaca situasi atau dinamika hidrologi sebenarnya dalam ekosistem gambut.

"Kan luas gambut kita, kita tidak mungkin pakai satu pendekatan yang sama maka setiap peneliti di masing-masing daerah itu punya cara sendiri untuk menginformsdikan kepada kita terkait bagaimana sih sebenarnya teknologi atau metode perbaikan hidrologi ini," tuturnya

Dari aspek revegetasi berkaitan, pihaknya mendorong pohon-pohon dan tumbuh- tumbuhan yang adaptif di lahan gambut bisa tumbuh bersamaan dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

"Ini yang kita berikan kewenangan atau tugas kepada para peneliti untuk menemukan ini, tumbuh-tumbuhan dan  pohon-pohon produktif ini bisa hidup di gambut dengan bagus tapi juga punya nilai ekonomi," tuturnya.

Aspek revitalisasi juga berkaitan dengan apa yang dibutuhkan masyarakat secara ekonomi langsung. Dari riset-riset tersebut, sebagai contoh, dapat dikembangkan perikanan lokal, hortikuktur dan produksi madu.

Dalam melaksanakan fungsi penelitian dan pengembangan, Kedeputian Penelitian dan Pengembangan BRG bekerja sama dengan 13 mitra universitas dan tiga lembaga penelitian, mulai 2016 hingga 2018 melakukan penelitian dengan mengedepankan strategi restorasi yaitu pembasahan atau 'rewetting', revegetasi dan revitalisasi serta menganalisis bagaimana keterpaduan tersebut dapat terlaksana. 

Baca juga: BRG: Indonesia harus jadi pusat pengelolaan gambut
Baca juga: Renstra restorasi gambut diselesaikan dalam tiga bulan


 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2018