Jakarta (ANTARA News)- Pemerintah Indonesia mengandalkan Surat Utang Negara dan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) untuk menarik minat investor asing menempatkan dananya di pasar domestik dengan tingkat bunga lebih tinggi dibandingkan Sertifikat Bank Indonesia. "Dengan bunga lebih tinggi, SUN dan ORI merupakan pemikat investor asing untuk menempatkan dananya di pasar Indonesia," kata pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Rabu. Menurut dia, pemain asing lebih suka membeli SUN, karena tingkat bunganya berkisar antara 9 sampai 10 persen dan ORI-003 dengan bunga 9,40 persen. Selain itu, pelaku asing lebih cenderung bermain di portofolio pasar uang dan pasar modal, karena menginvestasikan seperti membangun pabrik memakan proses waktu cukup lama. Dikaitkan dengan penurunan bunga Fedfund, ia mengatakan, BI Rate mempunyai ruang untuk turun lagi, namun ini semua harus dikaitkan dengan kondisi inflasi. "Apabila laju inflasi bulan depan lebih baik, maka kemungkinan besar BI Rate bisa turun yang pada akhir tahun ini akan berkisar 8 persen," katanya. Perbankan sendiri, menurut dia, juga sudah menarik dananya di SBI secara perlahan-lahan yang akan digunakan untuk membiayai sindikasi pembangkit listrik dan jalan tol. Mengenai rupiah, ia mengatakan, kenaikan rupiah yang cukup tajam karena pelaku bertindak secara sentimental. Namun selanjutnya rupiah stabil pada level Rp9.300 per dolar AS. "Kita lihat saja, apakah rupiah akan terus menguat atau kembali melemah, karena dukungan pasar yang terjadi diperkirakan hanya sementara," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007