New York (ANTARA News) - Presiden baru Majelis Umum PBB Srgjan Kerim pada Selasa membuka sidang ke-62 Majelis Umum dengan menekankan masalah perubahan iklim, pendanaan pembangunan, tujuan pembangunan milenium, reformasi manajemen dan perang melawan terorisme sebagai prioritas satu tahun ke depan. Dalam sidang diikuti anggota PBB di markasbesar badan dunia itu di New York, Kerim meminta ke-192 negara anggota PBB memperkuat badan dunia tersebut guna memastikan PBB dapat benar-benar berkiprah dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan dunia. Tentang pertemuan tingkat tinggi Majelis Umum, yang dijadwalkan berlangsung Senin depan dengan topik utama perubahan iklim, Kerim meminta negara anggota memikirkan tanggapan global untuk menghadapi gejala tersebut. Ia mengingatkan, perubahan iklim dunia berdampak buruk terhadap pembangunan dan lingkungan. Kerim juga menegaskan bahwa Konvensi PBB untuk Perubahan Iklim UNFCC perlu dijadikan pusat kegiatan antarbangsa dalam menangani masalah perubahan iklim dunia. Indonesia pada bulan Desember dijadwalkan menjadi tuan rumah UNFCC, di Bali pada 13-14 Desember 2007, yang diperkirakan dihadiri utusan lebih dari 180 negara. Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada kesempatan terpisah mengungkapkan kepada wartawan di markasbesar PBB bahwa pertemuan tingkat tinggi tentang perubahan iklim, yang dimulai pada 24 September, akan menghadirkan 154 pembicara, termasuk 80 kepala negara/kepala pemerintahan. Menurut jadwal sekretariat Majelis Umum PBB, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat kesempatan menyampaikan pidato pada 25 September dalam kesempatan gelombang kedua, yaitu sore hari antara pukul 15.00-19.00 waktu setempat.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007