Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) M Jusuf Kalla mengharapkan penetapan hari raya Idul Fitri 1428 H tidak terjadi perbedaan antar-umat Islam di Indonesia. "Lebaran (Idul Fitri) suatu peristiwa yang sangat penting, karena itu jangan jadi bahan perbedaan," kata Jusuf Kalla saat acara buka bersama dengan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) di kantor Wapres Jakarta, Kamis. Menurut Wapres perbedaan soal penetapan hari Idul Fitri tersebut terjadi karena kedua belah pihak menggunakan dalil yang mutlak-mutlakan. Sebelumnya PP Muhammadiyah telah menetapkan Idul Firi jatuh pada tanggal 12 Oktober 2007. Kalla menjelaskan bahwa antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah memiliki perbedaan dalam cara menentukan Idul Fitri, dimana yang satu menggunakan Hizab dan lainnya dengan Rukyah. "Sebenarnya yang paling baik itu, Hizab yang bisa dirukyah. Kalau mutlak-mutlakan, rukyah mutlak atau hizab mutlak yaa nggak bakalan ketemu," kata Wapres. Oleh karena itu, ia mengharapkan dalam pertemuan minggu depan yang akan membicarakan masalah penetapan Idul Fitri tersebut bisa dicapai kesepakatan bersama. "Kalau saja Muhammadiyah mau sedikit mundur, dan NU mau maju sedikit, pasti bisa ketemu," kata Wapres yang disambut tawa. Selama ini telah beberapa kali terjadi perbedaan penetapan hari raya Idul Fitri antara PP Muhammadiyah dan PBNU. Karena itu, Wapres juga telah mengusulkan dilakukan kajian dan pertemuan antar kedua ormas Islam yang bisa menghitung dan menetapkan hari Idul Fitri secara bersama-sama.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007