Purbalingga (ANTARA News) - Kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet, Jateng, yang terjadi sejak Jumat (14/9) hingga Kamis (20/9), terus meluas bahkan diperkirakan telah mencapai 78 hektare. "Berdasarkan data yang kami terima semalam (Rabu malam), luas area yang terbakar mencapai 72 ha dan Kamis siang ini api terus merambat ke arah barat daya atau arah Banyumas sekitar 4-6 ha," kata Komandan Kodim 0702 Purbalingga Letkol Arh Subagio Irianto. Menurut dia, tim gabungan yang berjumlah 124 orang terdiri dari TNI, Polri, Taruna Penanggulangan Bencana (Tagana), SAR, masyarakat, dan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) terus berusaha memadamkan kobaran api. Ia mengatakan, tim dengan koordinator lapangan Danramil Karangreja (Purbalingga) Kapten Inf Bambang Dwiyanto untuk sementara melakukan pemadaman dengan cara tradisional menggunakan parang (golok) dan sabit. "Tim membuat parit selebar beberapa meter dengan jalan memangkas semak-semak yang ada guna merelokasi kebakaran agar tidak merambat kemana-mana," kata Subagio. Namun, kata dia, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang maksimal karena medan yang cukup terjal dan curam bahkan sulit terjangkau mobil pemadam kebakaran karena tidak tersedia air dan akses jalan menuju lokasi kebakaran. Untuk itu dia berharap adanya bantuan berupa pengadaan hujan buatan agar kebakaran tidak meluas. Menurut dia, kebakaran kali ini berbeda dengan yang terjadi 16 Agustus lalu. "Kebakaran yang lalu dapat dengan mudah diatasi karena berada di jalur pendakian sehingga mudah terjangkau Tim Penanggulangan Kebakaran Gunung Slamet," katanya. Ia mengatakan, hingga saat ini penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti. Subagio juga menyayangkan belum adanya partisipasi dari kelompok pecinta alam yang sering mendaki Gunung Slamet terkait penanganan kebakaran ini. Kebakaran hutan yang terjadi di lereng Gunung Slamet berada pada ketinggian 2.927,8 meter di atas permukaan laut (dpl)-karvak atau titik koordinat 6584 peta topografi Ketenger Nomor Sheet 44/xxL/C di Gunung Malang (sisi timur Gunung Slamet) yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Purbalingga.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007