Surabaya (ANTARA News) - Penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat diharapkan akan berdampak terhadap bergairahnya aktivitas perdagangan di bursa karena masuknya dana masyarakat di pasar bursa. "Penurunan The Fed tentu sangat berpengaruh terhadap bursa, buktinya indeks bursa saham naik," kata Direktur Perdagangan Bursa Efek Surabaya (BES), Guntur Pasaribu, di Surabaya, Kamis. The Federal Reserve akhirnya pada 19 September lalu menurunkan suku bunga acuan hingga 4,75 persen. Sebelumnya, selama empat tahun terakhir, bank sentral Amerika Serikat ini mematok suku bunga di level 5,25 persen. Langkah itu untuk memulihkan kondisi ekonomi akibat krisis kredit macet hipotek perumahan (subprime mortgage). Kebijakan yang ditempuh The Fed itu akhirnya direspons oleh pasar, termasuk pasar bursa. Dengan turunnya suku bunga The Fed, maka akan terbuka peluang untuk turunnya suku bunga acuan BI rate. "Saya kira ada `room` untuk turunnya BI rate sehingga biasanya dana yang ditempatkan di deposito, oleh investor ditempat di bursa," katanya. Menurut Guntur, dengan menurunnya suku bunga acuan akn merangsang investor menempatkan dananya melalui instrumen yang lebih menjanjikan. "Investor akan mencari instrumen yang lebih seksi baik tingkat pengembalian (return) yang lebih besar, aman, likuid dan transparan," katanya. Bahkan, ia menduga saat ini sudah banyak investor asing yang masuk ke bursa Indonesia. Untuk pasar obligasi, investor asing masih relatif kecil, sedangkan untuk pasar saham, investor asing sudah menguasai sekitar 50 persen pasar. Lebih lanjut ia mengemukakan, kini aktivitas di bursa dalam negeri terus berkembang, diantaranya diindikasikan dengan kapitalisasi pasar (market capitalization) baik saham maupun obligasi yang terus berkembang. Kapitalisasi pasar obligasi negara saat ini telah mencapai Rp461 triliun dan obligasi korporasi Rp81 triliun. Transaksi obligasi di BES selama ini rata-rata berkisar Rp8 triliun hingga Rp10 triliun, sedangkan transaksi saham rata-rata Rp3 triliun per hari.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007