Pandeglang, Banten (ANTARA News) - Warga pesisir Pantai Pandeglang mengungsi ke masjid, sekolah, perkantoran, dan terminal di area-area yang dianggap aman untuk menghindari dampak gelombang pasang setinggi lima meter yang sampai merobohkan rumah.

Yudi mengungsi bersama keluarganya karena rumahnya di Lantera, Desa Cigodang, Kecamatan Labuan, Pandeglang, roboh diterjang gelombang pasang.

"Kita bersama keluarga mengungsi ke Masjid Jami Al Mukmin," kata Yudi, yang mengungsi bersama istri dan dua anaknya pada Minggu.

Ia menuturkan bahwa keluarga dan kerabatnya selamat dari terjangan gelombang tinggi itu karena menyelamatkan diri ke perbukitan yang berada sekitar dua kilometer dari tempat tinggal mereka.

Saat gelombang pasang terjadi pukul 21.20 WIB, Yudi sedang di halaman rumah yang jaraknya sekitar 200 meter dari pantai. Gelombang itu menerjang permukiman dan menyeret kendaraan warga.

"Kami tidak terbayangkan jika tengah tidur, karena gelombang pasang itu cukup tinggi, hingga lima meter," katanya.

Sementara Memed, warga Laba Desa Cigodang, Kecamatan Labuan, langsung membawa anak dan istri ke tempat yang lebih aman saat melihat gelombang pasang, berlari sejauh 1,5 meter menuju tempat yang aman.

"Kami saat ini belum berani kembali ke rumah, karena khawatir terjadi gelombang pasang susulan," kata Memed, yang mengungsi di gedung tsunami.

Pada Minggu pagi hujan mengguyur sebagian wilayah Pandeglang, sehingga warga yang mengungsi belum bisa melihat kondisi rumah mereka. Mereka masih tinggal di pengungsian dan membutuhkan makanan.

Baca juga: BNPB: 20 orang meninggal akibat tsunami sekitar Selat Sunda
Baca juga: BMKG imbau masyarakat waspada kondisi gelombang Selat Sunda

 

Pewarta: Mansyur
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2018