Jakarta  (ANTARA News) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengonfirmasi bahwa 11 pegawainya meninggal dunia akibat tsunami yang melanda kawasan sekitar Selat Sunda pada Sabtu malam (22/12).

"Laporan dari posko kami 11 orang meninggal dunia terdiri dari pegawai PLN,  keluar pegawai dan anak-anak, " kata Kepala Satuan Komunikasi Corporate PT  PLN (Persero) I Made Suprateka di Jakarta, Minggu. 

PLN Transmisi Jawa Bagian Barat (TJBB) sedang mengadakan acara internal perusahaan ketika tsunami terjadi. Acara itu diikuti oleh 260 pegawai PLN dan menurut data terkini 170 di antaranya sudah ditemukan dan masih ada 19 orang yang belum diketahui keberadaannya.

Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) mencatat tsunami dan gelombang tinggi yang menerjang kawasan pesisir Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan hingga Minggu pagi tercatat sudah menyebabkan 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan dua orang hilang.

Bencana itu juga menyebablan 430 rumah, sembilan hotel, dan 10 kapal rusak berat.

Pandeglang merupakan daerah yang paling parah terdampak bencana dengan jumlah korban jiwa 33 orang, dan korban luka 491 orang. Selain itu, di Pandeglang, gelombang tinggi dan tsunami menyebabkan 400  rumah, sembilan hotel dan 10 kapal rusak berat.

Daerah yang terdampak meliputi permukiman dan kawasan wisata di sepanjang pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang dan Carita.

Sementara di Lampung Selatan bencana menyebabkan tujuh orang meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 rumah rusak berat, dan di Serang mengakibatkan tiga orang meninggal dunia, empat orang luka-luka dan dua orang hilang.

Baca juga: Korban jiwa tsunami Selat Sunda bertambah jadi 43 orang
Baca juga: BMKG: tidak ada istilah susulan dalam tsunami

 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2018