Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Pusat Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (NU) KH Ghazalie Masroerie menyatakan, NU akan mengikuti penetapan Idul Fitri 1428 H oleh Departemen Agama (Depag) sepanjang metode yang digunakan sama. "Kalau Depag dalam penetapannya berbeda dengan cara NU, maka NU tidak akan mengikuti pemerintah," tegas Kiai Ghazalie di Jakarta, Jumat. Metode yang dimaksud Kiai Ghazalie adalah penetapan Lebaran (Idul Fitri) berdasar rukyat atau melihat bulan secara langsung. Selama ini, NU selalu menggunakan metode rukyat dalam menentukan awal bulan Ramadhan maupun lebaran. Penggunaan metode rukyat, kata Kiai Ghazalie, dilakukan bukan karena NU tidak bisa melakukan metode hisab (penghitungan astronomi). Metode rukyat dipakai karena merupakan metode yang senantiasa digunakan Nabi Muhammad SAW. Soal penetapan Idul Fitri 1428 H, NU akan melakukan rukyat sekaligus mengikuti sidang isbat yang akan digelar Depag pada 11 Oktober mendatang. Dalam sidang isbat, Depag menggunakan berbagai metode dalam penentuan lebaran, termasuk hisab dan rukyat. "Jadi, NU baru bisa menetapkan itu setelah dilakukan sidang isbat bersama sejumlah organisasi Islam lainnya di Depag," katanya. Ditanya apakah nantinya hasil sidang isbat akan sama dengan yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat Muhammadiyah yakni Lebaran jatuh pada 12 Oktober, Kiai Ghazalie mengatakan bisa saja sama. Namun dirinya belum bisa memastikan. "Kita juga mengharapkan adanya persamaan dalam penetapan Idul Fitri 1428 H," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007