Manado, (ANTARA News) - Aktivitas masyarakat di Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara masih normal pascagempa yang terjadi di sebelah tenggara Filipina.

"Masih normal (pascagempa), masyarakat masih beraktivitas seperti biasa," kata Staf Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud yang bertugas di Pulau Miangas, Sepno Lantaa, saat dihubungi Antara dari Manado, Sabtu.

Dia mengatakan, masyarakat nelayan masih beraktivitas seperti biasa, yakni melaut.

Pascagempa, lanjut dia, kondisi laut masih seperti biasa, tidak terjadi surut air laut ataupun gelombang pasang.

"Masih normal-normal saja, tidak terpengaruh, kondisi laut masih seperti biasa," ujarnya.

Ia menjelaskan pascagempadi Filipina,  tidak ada rumah warga yang rusak, walaupun guncangannya terasa kuat dalam beberapa saat.

"Suasana masih kondusif, tidak ada warga yang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi," tambahnya.

Gempa bumi berkekuatan 7,1 Skala Richter (SR) yang terjadi di Filipina, Sabtu, dirasakan masyarakat di wilayah Indonesia, khsususnya di Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, dalam skala intensitas IV (Modified Mercalli Intensity).

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan gempa dengan magnitudo 7,1 yang mengguncang wilayah tenggara Filipina, adalah akibat subduksi lempeng Laut Filipina yang menunjam ke bawah Pulau Mindanao.

Selain dirasakan masyarakat di Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, warga di wilayah Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe juga merasakan gempa di intensitas III-IV MMI, Siau Sitaro, Tobelo, Morotai (Maluku Utara) intensitas III MMI, sedangkan Manado, Ternate, Jailolo intensitas II MMI.

Kepada masyarakat Kepulauan Sangihe dan Talaud diimbau tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab, karena gempa ini tidak berpotensi tsunami di wilayah Indonesia

Baca juga: Warga Kepulauan Talaud dan Sangihe-Sulut merasakan gempa 7,1 SR di Filipina

Baca juga: BMKG: Gempa Talaud tak berpotensi tsunami

Baca juga: Gempa 6,0 SR guncang Mindanao, Filipina

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA 2018