Yangon (ANTARA News) - Sekitar 3.000 biksu masih turut ambil bagian dalam unjukrasa menentang pemerintah militer di Yangon, Ahad, sebagai kelanjutan aksi terpenting menentang junta militer dalam kurun waktu lebih dari sedasawarsa. Sekitar 2.000 penduduk juga turut bergabung dengan para biksu untuk menyerukan pembebasan bagi panutan demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang ditahan, dan para tahanan politik lainnya. Ini merupakan aksi unjukrasa hari keenam berturut-turut bagi para biksu di Yangon, kota terbesar di negara itu. Para biarawati juga turut berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam aksi tersebut. Para biksu memulai gerakannya dari Pagoda Shwedagon yang terkenal, yang acapkali dianggap sebagai simbol Yangon, ke Pagoda Sule, di dekatnya. Para aktivis dan anggota oposisi dipimpin oleh para pemimpin mahasiswa terkemuka mulai melakukan serangkaian demonstrasi sejak 19 Agustus lalu untuk menentang kenaikan harga bahan bakar minyak yang kelewat tinggi, demikian laporan Kyodo. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007