Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Muhammad Nuh, mengatakan bahwa pihaknya telah meminta kepada PT Direct Vision selaku operator televisi berlangganan Astro untuk memberikan ke publik hak menonton siaran sepakbola Liga Inggris. "Kami sampaikan kepada Astro, ada dua aspek tentang penyiaran Liga Inggris, yaitu ada hak publik. Hak publik harus segera dikembalikan ke publik. Publik biasanya bisa menikmati siaran itu tidak berbayar melalui TV terestrial, itu harus dipenuhi lebih dahulu," kata Menkominfo dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR RI di Gedung Parlemen di Jakarta, Senin. Nuh mengatakan, masyarakat tidak mau tahu mengenai tender internasional hak siar Liga Inggris yang dimenangkan oleh ESPN Star Sport, dan untuk Indonesia hak siar tersebut dipegang hanya oleh Astro. "Masyarakat hanya mengharapkan dulu mereka bisa melihat siaran Liga Inggris dengan mudah dan gratis di TV mana pun, sekarang harus berbayar," ujarnya. Mengenai aspek kedua terkait Liga Inggris, kata Nuh, adalah dari sisi keadilan berbisnis. "Urusan keadilan berbisnis itu dibawa ke KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha), yang akan menilai dan menyelesaikan," katanya. Menkominfo mengemukakan, melihat ada dua dinamika terkait siaran Liga Inggris ini yaitu dinamika global dan dinamika domestik. "Dinamika global yaitu hak siar Liga Inggris ditenderkan secara internasional dengan harga dua kali lipat, yang dimenangkan oleh grup Star TV. Grup Star TV memberikan hak siar kepada Astro Malaysia yang memberikan hak siar lagi kepada PT Direct Vision di Indonesia," kata Nuh. Sedangkan, dinamika domestik adalah yang terjadi di Indonesia yaitu hanya PT Direct Vision sebagai perusahaan sub-ordinat Astro Malaysia yang mendapatkan hak siaran Liga Inggris. "Bila dilakukan maka perusahaan domestik yang menjadi sub-ordinat perusahaan global akan mematikan perusahaan domestik lainnya karena tidak punya akses," kata Nuh. M. Nuh mengatakan, PT Direct Vision harus melakukan tender siaran Liga Inggris dengan mengundang operator-operator TV lain, bila akan menyiarkan di Indonesia. Dalam rapat yang dipimpin oleh Ketua Komisi I DPR RI, Theo L. Sambuaga, mengemukakan bahwa beberapa anggota DPR Komisi I mempertanyakan masalah hak siar Liga Inggris yang hanya dimiliki oleh operator TV berbayar Astro. "Bagaimana bisa lembaga penyiaran baru, seperti Astro bisa memonopoli siaran Liga Inggris? Ini berarti ada kebijakan pemerintah yang salah," kata Effendi Choiri. Effendi mengatakan, pemerintah harus mengkaji kembali kebijakan penyiaran terkait hal tersebut dari sisi ekonomi, sisi nasional dan sisi hukumnya agar hak masyarakat dapat terlindungi. Sebelumnya, PT Direct Vision selaku operator TV berlangganan Astro, telah menyerahkan rancangan paket siaran Liga Inggris yang akan ditawarkan ke stasiun televisi (TV) terestrial di Indonesia kepada Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). "Astro memberikan rancangan awal paket yang akan ditawarkan kepada TV terestrial kepada Depkominfo dan KPI pagi tadi," kata Vice President Corporate Affairs PT Direct Vision, Halim Mahfudz dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (14/9). Halim menjelaskan, paket tersebut akan meliputi satu pertandingan langsung, satu pertandingan tunda setiap minggunya, paket "preview" dan "post game" serta "highlight" yang akan disiarkan sebelum atau sesudah pertandingan. "Secara hukum tidak ada kewajiban bagi ESS/Astro Malaysia untuk berbagi siaran Liga Inggris dengan pihak lain. Televisi lain yang memiliki hak siar, bahkan hak siar eksklusif tidak membaginya kepada televisi yang lain karena hal ini merupakan praktek usaha yang lazim di industri penyiaran. Namun, sebagai wujud itikad baik, Astro akan membagi siaran Liga Inggris tersebut," jelas Halim. Dia mengatakan, semua paket yang sedang dikemas ini merupakan niat baik Astro untuk memberikan akses kepada publik, menindaklanjti surat dari Depkominfo yang meminta PT Direct Vision untuk membuka akses kepada publik atas siaran Liga Inggris. "Seluruh paket yang akan ditawarkan tersebut dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah bisnis murni mengingat ini merupakan transaksi bisnis biasa," kata Halim. Dia menjelaskan, ESS dan Astro Malaysia sedang bekerja keras untuk menyelesaikan kebutuhan logistik proses ini termasuk menyediakan aspek teknis dan proses pembicaraan selanjutnya dengan televisi terestrial di Indonesia. "Astro tetap melanjutkan siaran Liga Inggris di ESPN dan Star Sports sebagai wujud tanggung jawab kami kepada para pelanggan. Lebih dari 120 ribu pelanggan kami berhak atas siaran tersebut," kata Halim. Dia mengatakan, hal tersebut dilakukan karena Astro diwakili oleh Astro Malaysia sudah terikat kontrak dengan ESS untuk memasarkan dan menyiarkan Liga Inggris di tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007