Jakarta (ANTARA News) -  Analis pasar modal menilai penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pembukaan, Rabu pagi, seiring penguatan mata uang rupiah, namun masih dibayangi oleh hasil pertemuan perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

IHSG BEI dibuka menguat 33,26 poin atau 0,53 persen menjadi 6.296,11. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 8,31 poin atau 0,83 persen menjadi 1.005,73.

Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah di Jakarta, Rabu, mengatakan tren nilai tukar rupiah yang menguat terhadap dolar AS, telah berdampak terhadap pergerakan IHSG.

"Kenaikan rupiah salah satunya didorong dana asing yang mulai masuk kembali ke Indonesia, itu merupakan kepercayaan terhadap perekonomian Indonesia," katanya.

Baca juga: Kurs rupiah menguat 35 poin, kembali di atas Rp14.100

Kendati demikian, lanjut dia, suasana global tetap harus diwaspadai. Pelaku pasar menanti hasil dari pertemuan antara AS dan Cina yang telah diselenggarakan selama dua hari.

Kepala Riset Narada Kapital Indonesia Kiswoyo Adi Joe mengatakan investor kembali melakukan aksi beli setelah sempat keluar pada perdagangan sebelumnya, kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia menjadi pemicunya.

"Sejumlah data ekonomi yang telah dirilis cukup positif, mulai dari inflasi hingga cadangan devisa," katanya.

Bursa regional, di antaranya Indeks Nikkei menguat 253,10 poin (1,25 persen) ke 20.457,10, Indeks Hang Seng menguat 460,10 poin (1,78 persen) ke 26.335,50, dan Indeks Strait Times menguat 31,58 poin (1,01 persen) ke posisi 3.154,52.

Baca juga: Apple dan Facebook topang lonjakan Wall Street tertinggi tiga minggu

Baca juga: Bank Dunia proyeksikan pertumbuhan ekonomi global melambat tahun ini

Baca juga: Harga minyak dunia naik dua persen lebih

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2019