Kediri (ANTARA News) - Selain mengancam 251.630 jiwa warga di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, peningkatan aktivitas Gunung Kelud (1.731 mdpl) juga dapat mengancam keberadaan PLTA Wlingi. Kepala Kegiatan Pengendalian Lahar Gunung Kelud, Moeljo Hoemani di Kediri, Rabu, mengatakan, hal itu sangat mungkin terjadi lantaran sampai saat ini pembangunan Dam Konsolidasi Kali Lekso di Desa Slumbung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar belum rampung. "Dam yang fungsinya untuk mengendalikan aliran lahar Gunung Kelud itu diperkirakan baru selesai pada bulan Agustus 2008," katanya. Ia menambahkan, Dam Konsolidasi Kali Lekso menjadi tempat penampungan kedua aliran lahar Gunung Kelud setelah Dam Konsolidasi Kali Badak. Menurut dia, selain dapat menampung sekitar 3,8 juta meter kubik lahar dingin sisa letusan Gunung Kelud tahun 1990, dam ini juga diproyeksikan mampu menampung material letusan berikutnya. "Bila tidak dibendung sejak dari Kali Badak dan Kali Lekso, maka material sisa letusan dapat mengancam keberadaan PLTA Wlingi, karena alirannya terus mengarah ke sana," kata Moeljo Hoemani. Sejak tahun 1979, Kegiatan Pengendalian Lahar Gunung Kelud yang berada di bawah Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral itu telah membuat perencanaan bendungan aliran lahar. Namun sampai sekarang proyek yang direalisasikan baru mencapai 75 persen dari perencanaan. Tahun ini Kegiatan Pengendalian Lahar Gunung Kelud mendapatkan kucuran dana dari APBN hingga mencapai Rp5 miliar. "Dana itu kami gunakan untuk peremajaan dan pembuatan satu dam selama tahun 2007," katanya lebih lanjut. Sementara itu, sampai saat ini status Gunung Kelud masih tetap Waspada dengan suhu permukaan air danau kawah antara 34,5 sampai 36,5 derajat celsius dengan 12 kali kegempaan tektonik jauh.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007