Kota Gaza (ANTARA News) - Militer Israel menewaskan dua pejuang Palestina di Jalur Gaza Kamis, yang menambah jumlah warga Palestina yang tewas menjadi 11 orang dalam salah satu serangan paling berdarah selama 24 jam terakhir di wilayah yang dikuasai Hamas dalam bulan-bulan belakangan ini. Peningkatan serangan itu terjadi segera setelah Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Ehud Barak, memperingatkan bahwa operasi militer Israel yang ekstensif bertujuan untuk menghentikan serangan roket Palestina adalah hanya masalah waktu. Serangan udara Israel yang dilakukan menjelang subuh itu menewaskan dua pejuang dari sayap militer Hamas dekat kota Beit Hanun, kata sumber-sumber Palestina. Militer mengkonfirmasikan bahwa pihaknya "mengincar satu sel yang meluncurkan roket di Gaza utara yang akan ditembakkan ke Israel, dan kami mengidenfikasi menghantam mereka." Rabu petang, sembilan warga Palestina, dua dari mereka warga sipil, tewas dalam dua serangan terpisah Israel di wilayah itu. Di tengah Kota Gaza, lima pejuang dari kelompok garis keras Tentara Islam yang mengklaim punya hubungan dengan jaringan Al Qaeda tewas ketika sebuah pesawat Israel menembak truk mereka. Satu kelompok beranggotakan enam orang meninggal akibat luka-luka yang mereka alami , Rabu malam. Tentara Islam adalah salah satu dari tiga kelompok Palestina, termasuk sayap militer Hamas, yang mengaku bertanggungung jawab dalam serangan lintas perbatasan Juni 2006. Kelompok itu juga mengaku bertanggungjawab atas penculikan wartawan BBC, Alan Johnston, pada Maret 2007. Di kota Beit Hanun, di utara, dua warga sipil dan seorang pejuang tewas dalam serangan darat Israel di pinggiran kota itu, ketika kendaraan-kendaraan lapis baja yang didukung oleh helikopter-helikoptre bergerak memasuki ke dalam wilahah Palestina untuk mencari roket-roket, kata militer. Operasi darat berakhir Kamis pagi, kata sumber-sumber Palestina dan Israel. Operasi terbaru Israel di wilayah itu juga mencederai paling tidak 20 orang. Lebih dari 20 peluru mortir dan roket telah ditembakkan ke Israel dari Gaza dalam 24 jam belakangan ini, yang menimbulkan kerusakan ringan tetapi tidak ada yang cedera, kata militer. Aksi kekerasan itu merupakan salah satu dari yang paling banyak menelan korban di Gaza, pertumpahan darah yang terbanyak dalam 24 jam di Gaza sejak Hamas, satu kelompok yang berjanji akan menghancurkan Israel, menguasai wilayah itu pertengahan Juni, mengusir pasukan keamanan yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas. Serangan itu terjadi saat Israel mulai merayakan hari libur Yahudi, Sakkot dan saat penduduk Gaza menjalnnkan ibadah puasa. Kendatipun secara tetap melakukan seranagan terbatas dan serangan udara ke Jalur Gaza, Israel, tidak dapat menghentikan serangan roket dari daerah itu. Pada Rabu, Ehud Barak memperingatkan bahwa "Kami akan segera melakuksn operasi yang ekstensif di Gaza untuk menanggapi serangan roket itu. "Operasi ini tidak akan mudah, karena menyangkut pasukan yang ingin kami libatkan dan waktu yang terbatas yang akan diberlakukan terhadap mereka," katanya kepada radio militer. Satu operasi Israel di dalam wilayah Gaza tahun lalu --yang dilakukan setelah Kopral Gilad Shalit ditangkap-- berlangsung lima bulan dan menewaskan ratusan warga Palestina, tapi masih gagal menghentikan serangan roket. Kendatipun sebagian besar roket rakitan sendiri itu ditembakkan oleh para pejuang Gaza, jatuh di tempat-tempat terbuka, beberapa dari roket ita mengenai sasarannya, yang menyebabkan warga Israel yang tinggal di sekitar jalur pantai itu terus menerus berada dalam keadaan gelisah, demikian laporan Reuters. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007