Jakarta (ANTARA News) - Para Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN dalam pertemuan informal di Markas Besar PBB di New York Jumat mendesak Myanmar untuk tidak melakukan kekerasan terhadap para demonstran dan mencari penyelesaian politik untuk mengakhiri kemelut di negara itu. "Para Menlu menyatakan prihatin menyangkut perkembangan di Myanmar yang dapat berdampak serius bagi reputasi dan kredibilitas ASEAN," kata Menlu Singapura George Yeo yang memimpin pertemuan itu, dalam suatu pernyataan yang salinannya diterima ANTARA News di Jakarta, Jumat. Dalam pertemuan tersebut, mereka menyatakan reaksi secara spontan terhadap Menlu Myanmar Nyan Win menyusul laporan bahwa Myanmar telah menggunakan kekerasan untuk menekan para demonstran sehingga aksi tersebut telah menimbulkan sejumlah korban. Mereka juga menyerukan Pemerintah Myanmar untuk mengupayakan rekonsiliasi nasional dengan semua pihak bersangkutan dan menciptakan suatu transisi damai menuju demokrasi. Disebutkan, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong telah melakukan pembicaraan dengan mitranya dari ASEAN beberapa hari lalu, dan akan menyurati Jenderal Senior Than Shwe. Para Menlu juga mendesak agar semua tahanan politik dibebaskan termasuk Aung San Suu Kyi. Di sisi lain, mereka menyampaikan dukungan penuh atas keputusan Sekjen PBB Ban Ki-moon untuk mengirim utusan khususnya, Ibrahim Gambari, ke Myanmar. Mereka menyambut baik jaminan Menlu Nyan Win bahwa sebuah visa akan dikeluarkan di Singapura untuk Gambari. Menlu ASEAN meminta Pemerintah Myanmar untuk bekerjasama secara penuh dengan utusan khusus Sekjen PBB tersebut. Peran Gambari sebagai seorang teman bicara bagi semua pihak agar dapat membantu membendung situasi yang berbahaya tersebut. Mereka juga menyerukan agar Pemerintah Myanmar memberi ia akses penuh untuk bertemu dengan semua pihak, sebagaimana mereka telah melakukan di masa lalu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007