Jakarta (ANTARA News) - Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) siap mendukung program pemerintah meningkatkan konsumsi protein hewani oleh masyarakat yang dinilai masih rendah. 

Ketua Umum ISPI Didiek Purwanto di Jakarta, Rabu, mengatakan tingkat konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia yang masih sangat rendah  dipandang oleh negara lain sebagai potensi pasar bagi mereka. 

"Untuk itu, kita sebagai bangsa sendiri juga harus dapat memanfaatkan peluang ini," ujar Didiek saat pelantikan kepengurusan Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) periode 2018-2022 di Gedung Pusat Informasi Agribisnis Kementerian Pertanian Jakarta. 

Menurut dia, telah banyak lulusan sarjana bidang peternakan di Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia, diharapkan mereka dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan peternakan nasional, sebagai kekuatan dalam negeri terutama dalam penyediaan pangan asal hewan dengan pemanfaatan sumber daya lokal.

"ISPI yang saat ini berusia setengah abad juga memiliki tugas yang sangat penting, yakni mengembangkan peternakan di Indonesia dan meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat yang masih rendah akan protein hewani," katanya. 

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Ir Syukur Iwantoro, MS, MBA dalam arahannya pada acara pelantikan tersebut juga mengharapkan agar ISPI dapat menjadi katalisator agar para lulusan sarjana peternakan dapat dengan mudah memperoleh pekerjaan melalui mempertemukan lembaga sertifikasi kompetensi bagi sarjana peternakan dengan perguruan tinggi. 

Sebelumnya Sekjen Kementerian Pertanian  Syukur Iwantoro berharap ISPI dapat membangun penyediaan pangan asal hewan yang sehat dan terjangkau bagi masyarakat. 

"Mengingat ISPI memiliki jaringan dari pusat hingga daerah. Oleh karenanya diharapkan dapat terus memajukan peternakan di Indonesia dan menjadi mitra bagi pemerintah dalam meningkatkan konsumsi protein hewani," katanya. 

Berdasarkan perhitungan data konsumsi BPS, Kementan dan Kemenko Perekonomian ditetapkan bahwa tingkat konsumsi penduduk Indonesia terhadap daging ayam hanya sekitar 11,5 kg per kapita per tahun, sedangkan untuk telur hanya sekitar 6,63 per kapita per tahun.

Angka tersebut masih jauh lebih rendah dari negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura.

Selain itu, lanjutnya,  ISPI diharapkan dapat menghilangkan sekat-sekat dan berkolaborasi dengan lembaga terkait untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan peternakan. 

Sementara itu Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak  Sugiono mengajak kalangan sarjana peternakan melalui ISPI bersama pemerintah dan para stakeholder peternakan lainnya, mendukung pembangunan kemandirian pangan asal ternak. 

"Saya yakin dan percaya ISPI mampu mengambil berbagai peran untuk meningkatkan pembangunan di sub sektor peternakan. Keanggotaan ISPI yang berasal dari berbagai elemen, seperti akademisi, birokrasi, dan praktisi pelaku usaha di berbagai komoditi yakni sapi, kambing domba, unggas, pakan dan sapronak, dapat saling bersinergi antar elemen tersebut," ujarnya.

Baca juga: Duta Ayam dan Telur diharapkan meningkatkan konsumsi protein hewani

Baca juga: Konsumsi Protein Hewani Penduduk Indonesia Masih Rendah


 

Pewarta: Subagyo
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2019