Mojokerto (ANTARA News) - Meski bagi sebagian orang menjijikkan, warga yang bermukim di pinggiran hutan Jati Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur, justeru berburu ulat jati pada musim hujan ini untuk diolah sebagai pengganti lauk-pauk.

"Berburu ulat jati saat musim hujan merupakan kegiatan rutin yang kami lakukan setiap tahun," kata Reinaldi, warga Desa Kemlagi, Mojokerto, Kamis (8/1).

Menurut dia, hasil perburuan itu cukup lumayan untuk mengurangi uang belanja, terutama dalam situasi ekonomi yang sulit.

Untuk mendapatkan ulat jati, warga harus berangkat pagi-pagi karena pada siang hari ulat tersebut sulit ditemukan.

"Ulat jati biasanya muncul dini hari, dan akan bertambah banyak jika hutan jati ini diguyur hujan pada malam hari," kata Reinaldi.

Hal senada juga disampaikan, Samian, rekannya. Dia mengaku sudah dua minggu ini mengonsumsi ulat jati. Bahkan, sebagian dari masakannya dijual kepada tetangganya.

"Kalau ada tetangga yang merasa jijik memasak ulat, saya bisa menyediakannya dalam bentuk jadi yang siap disantap," katanya.

Menurut mereka,  selain rasanya gurih, ulat jati--konon juga bisa digunakan sebagai penambah vitalitas tubuh.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009