Jakarta (ANTARA News) - Seorang lelaki berinisial AR (21), warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jawa Barat, yang meninggal dunia pada 28 September 2007 dinyatakan positif terinfeksi virus flu burung (Avian Influenza/AI), sehingga jumlah kumulatif korban meninggal dunia akibat penyakit tersebut bertambah menjadi 86 orang dari 107 orang yang terinfeksi. Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Jakarta, Senin, menyatakan pria yang meninggal dunia ketika dirawat di Rumah Sakit Sumber Waras itu positif terinfeksi virus influenza tipe A subtipe H5N1. "Dengan demikian, secara kumulatif kasus Flu Burung di Indonesia mencapai 107 orang, 86 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka kematian atau Case Fatality Rate/CFR 80,37 persen," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Departemen Kesehatan, Lily S Sulistyowati. Sementara di Propinsi DKI Jakarta, saat ini terdapat 26 kasus positif infeksi virus flu burung, dimana 23 di antaranya berakibat kematian. Dokter H. Nadhirin dari Posko Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, sebagaimana dikutip Pusat Komunikasi Publik Departemen Kesehatan, menjelaskan bahwa AR mulai mengalami gejala sakit pada 18 September 2007. Tujuh hari kemudian, tepatnya pada 25 September 2007, AR dibawa ke Rumah Sakit Sumber Waras dan dua hari kemudian masuk unit perawatan intensif. Sumber penularan infeksi virus flu burung pada pasien tersebut, menurut hasil penyelidikan epidemiologis yang dilakukan petugas kesehatan, masih berasal dari unggas. "Karena besarnya faktor risiko penularan virus dari unggas ke manusia, masyarakat diimbau tidak memelihara unggas atau memisahkan unggasnya dari pemukiman," kata Lily. Apabila menemukan ayam/unggas yang sakit atau mati mendadak di lingkungan sekitar tempat tinggalnya, masyarakat juga diminta segera melaporkan ke RT/RW, Kepala Desa/Lurah, Camat/Puskesmas atau ke Dinas Pertanian/Kesehatan setempat. Masyarakat juga disarankan menghindari penularan virus mematikan itu dengan tidak menyentuh unggas yang sakit atau mati serta segera membersihkan diri dengan sabun, memasak produk unggas hingga matang, memisahkan unggas dari manusia serta memeriksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit jika mengalami gejala mirip flu setelah berdekatan dengan unggas. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2007