Bandung (ANTARA News) - Kapolda Jabar Irjen Pol Sunarko Danu Ardanto minta semua kegiatan perbaikan jalan utama baik di jalur Pantura, jalur tengah maupun jalur selatan selesai pada H-7. Memasuki H-12 (Senin 1/10) menuju Hari Raya Idul Fitri 1428 H, sepanjang 12 km jalan di Jalur Pantura, masih dalam tahap pengerjaan oleh Bina Marga Pemprop Jabar. Jika pada H-7 (Sabtu 6/10) mendatang pengerjaan itu masih belum rampung, dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran arus mudik, kata Kapolda Jabar kepada wartawan di Bandung, Senin. "Saya minta agar pada H-7 nanti sudah bisa selesai seperti yang dijanjikan. Saya khawatir, kalau sampai hari itu belum beres, akan mengganggu kelancaran arus lalu lintas soalnya kemungkinan arus mudik sudah mulai terjadi pada H-7," katanya. Namun jika masih belum beres, Kapolda berharap, jalan tersebut sudah bisa digunakan. "Minimal pada H-7 itu tinggal tahap pengerasan. Jadi jalan sudah bisa dimanfaatkan secara optimal," ujarnya. Dalam kesempatan itu, Kapolda menghargai atas tindakan cepat yang dilakukan oleh PT Jasa Marga cabang Purbaleunyi dalam melakukan pengerjaan di ruas jalan tol. "Jasa Marga berjanji pada H-10 besok, sudah tidak ada pengerjaan apapun di jalur tol. Saya hargai atas hal itu. Kita lihat saja nanti apa itu benar-benar dilakukan atau tidak. Bagi kami, yang penting ialah semua dilakukan untuk kepentingan masyarakat," ucapnya. Berdasar hasil survei yang dilakukan Direktorat Lalu Lintas Polda Jabar pada 13-27 September lalu, badan jalan sepanjang 12 km jalur jalan yang belum rampung pengerjaannya tersebar di tujuh titik. Bentuk pengerjaan berupa pelebaran jalan, perbaikan jalan, dan pemasangan separator. Seluruh titik itu terbentang mulai Patrol hingga Palimanan. Ketujuh titik itu ialah pelebaran jalan di Eretan Wetan (km 78-79), pemasangan separator di Desa Ilir (km 75-76) dan Parean Girang (km 74-75), perbaikan jalan di Jatibarang (km 44-45), Desa Wanakajir (km33-34), dan Desa Rawa Gatel (km 28), serta pelapisan hotmix di Tegal Karang (km 20-21). Namun ada dua titik pengerjaan yang sudah rampung yaitu pemasangan cakar ayam di Eretan Kulon (km 89-90), dan pelebaran jalan di Desa Cilet (km 73-74). Untuk jalur tengah, khususnya jalur Sadang-Subang, kondisi jalan dinilai baik. Namun, masih diperlukan penambahan rambu-rambu petunjuk dan peringatan di persimpangan jalan. Sedangkan untuk jalur tengah Subang-Bantarhuni-Cikamurang-Cijelag, kondisi jalan laik dipergunakan meski sempit. Selain itu masih kurang rambu petunjuk arah/peringatan serta penerangan jalan umum (PJU) yang masih terbatas. Hasil survei di jalur selatan Ciawi-Puncak-Cianjur-Padalarang-Cileunyi- Nagreg-Malangbong-Ciamis-Banjar), Ditlantas menemukan hal yang sama. Kondisi jalan di sepanjang jalur selatan umumnya baik, kecuali di km 5 Malangbong-Bandung. Di titik tersebut belum dipasang median jalan karena masih dalam penyelesaian pelapisan hotmix. Sama seperti jalur tengah, rambu-rambu arah dan peringatan pada persimpangan jalan, masih minim. Minimnya rambu-rambu penunjuk arah dan peringatan serta PJU, menjadi perhatian Wakapolda Jabar Brigjen Pol Suprihadi Usman dalam rapat koordinasi pada Jumat (28/9). "Kenapa orang-orang ragu pakai jalur alternatif atau jalur lainnya di luar jalur pantura," katanya. Salah satu penyebabnya, kata dia, ialah tidak adanya rambu penunjuk jalan yang lengkap, ditambah lagi penerangan yang kurang sehingga masyarakat pun merasa kurang nyaman mengambil jalur alternatif. "Karena itu, saya minta rambu-rambu itu segera dipasang. Kalau tidak bisa yang bagus, cukup pakai tulisan tangan dulu asal yang besar. Yang penting, warga tidak dibuatragu," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007