Jakarta (ANTARA News) - Nelayan asal Morotai Kadhan saat diundang ke Istana Kepresidenan Jakarta mengatakan kepada Presiden Jokowi bahwa hasil tangkapan ikan tuna kini melimpah.

"Iya melimpah kalau dulu sehari kecil-kecil itupun 4-5 ekor dengan ukuran cuma 3-5 kg perekor sekarang kita dalam sehari dapat 1-3 ekor dengan ukuran 30 kg ke atas perekor," kata Kadhan saat berdialog dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Silaturahim Presiden Republik Indonesia dengan Pelaku Usaha Perikanan Tangkap Penerima Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) dan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) Tahun 2019 di Istana Negara Jakarta, Rabu.

Presiden pada kesempatan itu menanyakan kepada Kadhan terkait perbedaan ketika masih banyak kapal asing berkeliaran di laut nusantara dibandingkan kini ketika sudah banyak kapal asing ditertibkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kadhan mengatakan, perbedaan sangat terasa ketika semakin banyak hasil tangkapan ikan tuna di laut Morotai.

"Sekarang ini lebih banyak, kalau dulu banyak nelayan Filipina sampai tinggal di belakang rumah kita sekarang enggak ada," kata Kadhan yang diundang ke Istana bersama lima rekannya itu.

Dari hasil tangkapan, rekan Kadhan bahkan ada yang dalam sehari bisa mendapatkan hasil tangkapan 26 ekor dengan ukuran di atas 20 kg perekor dengan menggunakan kapal 3 GT.

Sementara Kadhan yang menggunakan kapal 3 GT untuk usahanya mengaku tidak pernah dan tidak perlu mengurus izin karena masuk golongan nelayan kecil.

"Tidak ditangkap polisi air? Dari dulu enggak pernah pakai izin kan?" tanya Presiden dan Kadhan menjawabnya tidak.

Sementara untuk pemasaran, Kadhan mengaku terbantu karena saat ini para nelayan sudah berinisiatif membentuk koperasi.

Pada kesempatan itu, Presiden juga berdialog dengan nelayan yang beralih dari penggunaan cantrang ke alat lain yang lebih ramah lingkungan.
H. Surip asal Batang mengaku pindah dari cantrang ke jaring karena ingin mentaati aturan pemerintah.

"Hasilnya lebih banyak mana?" tanya Presiden.

"Insha Alloh lebih banyak pakai purse sein dan gill net," katanya.

Presiden juga berdialog dengan pengusaha ikan tangkap terkait kemudahan perizinan dalam usaha penangkapan ikan.

Pada kesempatan itu Presiden meminta jajarannya agar membangun sistem untuk perizinan yang cepat.

"Bangunlah sebuah sistem untuk perizinan yang cepat. Yang jam lah. Zaman IT masa masih hari minggu apalagi bulan, enggak. Jam," kata Jokowi.

Menurut dia, jika tidak menggunakan sistem yang melompat maka Indonesia akan ketinggalan dari negara-negara yang lain.

Pada kesempatan yang sama juga diserahkan lebih dari 1.000 perizinan untuk penangkapan ikan kepada para pengusaha ikan tangkap.

Baca juga: Presiden sebut hampir tak ada lagi "illegal fishing" di laut Indonesia

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2019