Jakarta (ANTARA News) - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyayangkan adanya stigma bahwa Indonesia merupakan surga bagi kelompok Islam radikal. Namun, saat berbicara dalam seminar tentang radikalisme Islam di Universitas Paramadina, Jakarta, Selasa, Haedar mengakui stigma itu muncul akibat adanya sejumlah aksi kekerasan yang dilakukan berbagai kelompok berlabel Islam di Indonesia, terutama pasca Bom Bali I. "Sayangnya citra buruk ini kemudian disematkan kepada umat Islam yang ada di Indonesia secara keseluruhan," kata Haedar. Haedar juga menyayangkan stigma Barat terhadap Islam yang digambarkan sebagai teroris. Menurut Haedar, selain tidak tepat, pandangan itu juga menyesatkan. Sementara itu mantan Panglima Laskar Jihad Ja`far Umar Thalib dalam acara yang sama mengatakan, berbagai kelompok radikal berlabel Islam yang tumbuh di Indonesia sebenarnya hanya mendompleng agama. Label itu, kata Ja`far, kemudian digunakan sebagai pembenaran ajaran mereka. "Padahal kelompok-kelompok itu tidak Itiba` mengikuti ajaran Rasulullaw SAW," katanya. Menurut Ja`far, pemerintah kurang serius dalam membasmi kelompok-kelompok Islam radikal yang menyerukan kekerasan atas nama agama, termasuk Majelis Mujahidin Indonesia pimpinan Abu Bakar Ba`asyir. "Kita merasa heran kenapa Ba`asyir masih dibiarkan bebas berkeliaran. Sementara para pelaku pengeboman yang terjadi di Indonesia sudah ditangkap," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007