Bandung (ANTARA News) - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menginstruksikan bupati dan wali kota di wilayahnya meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

"Terkait DBD, saya sudah mengoordinasikan kepada setiap bupati dan wali kota di Jabar ya ini karena sifatnya banyak teknis di lapangan. Bekasi kita monitor, Depok kita monitor," katanya di Bandung, Kamis.

Gubernur juga mengimbau seluruh warga Jawa Barat mewaspadai penularan DBD serta menghindari perilaku yang berpotensi menyebabkan penularan DBD.

"Imbau terus dilakukan, termasuk di media sosial. Jadi harus mengecek jangan banyak genangan, jangan buang sampah sembarangan, fogging untuk daerah terduga sudah kita instruksikan. Intinya kita waspada tapi tidak dalam istilah KLB," katanya.

Ia menambahkan bahwa secara umum jumlah kasus DBD di Jawa Barat masih terkendali, tidak sampai menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).

"Penetapan status KLB itu kan kalau sudah tidak terkendali sehingga harus lintas pusat pun turun. Itu masalahnya tidak merata," katanya.

Menurut data Kementerian Kesehatan, 27 kabupaten/kota di Jawa Barat melaporkan kasus DBD dan 25 kabupaten/kota menghadapi peningkatan kasus DBD.

Data Dinas Kesehatan Jawa Barat menunjukkan jumlah kasus DBD pada dua pekan pertama 2019 sebanyak 949 kasus, sedang jumlah kasus DBD yang tercatat sepanjang bulan Januari 2018 sebanyak 969 kasus.

Menurut data Dinas Kesehatan selama 2018 Jawa Barat menghadapi 11.107 kasus DBD dengan jumlah korban yang meninggal dunia sebanyak 55 orang. Sementara pada 2017 Jawa Barat menghadapi 11.422 kasus dan 56 di antaranya menyebabkan kematian.

Selama 2018, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung tercatat sebagai daerah dengan kasus DBD terbanyak dengan jumlah kasus di Kabupaten Bandung sebanyak 2.124 dan Kota Bandung sebanyak 2.826.

Baca juga: DBD merebak, korban meninggal capai 145 orang
Baca juga: DKI kendalikan DBD melalui lintas kedinasan hingga GIR1J

 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2019