Tokyo (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) membidik peningkatan investor portofolio dari Jepang karena persentasenya masih sedikit di tengah besarnya investasi langsung negara itu di Tanah Air. 

"Investasi portofolio dari Jepang inilah yang ingin kita tingkatkan, selama ini masih kecil, " kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Tokyo, Jepang, Kamis malam, usai berbicara di hadapan sejumlah fund manager di Tokyo. 

Mirza menjelaskan BI terus meyakinkan investor Jepang untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Bukan hanya dalam bentuk investasi langsung, tapi juga investasi portofolio. 

Menurut dia, investor asal negeri sakura itu memang memiliki investasi langsung sangat besar di Indonesia. "Namun, untuk investasi portofolio, investor Jepang belum terlalu besar," kata Mirza. 

Investasi portofolio Jepang di Indonesia, dari sekitar 40 persen total investasi dalam surat berharga negara (SBN), kontribusi investor Jepang masih belum besar.

Ditanya mengapa demikian, Mirza mengatakan investor Jepang memang konservatif dalam memutuskan investasi. "Atau barang kali ada aturan di Jepang yang membuat investornya konservatif dalam investasi portofolio," katanya. 

Ia menjelaskan melalui pertemuan dan forum dengan fund manager ini, BI  berupaya meyakinkan investor Jepang agar meningkatkan investasi portofolionya di Indonesia. Melalui forum yang sama, BI juga ingin tetap menjaga agar investasi langsung Jepang bisa terus ditingkatkan.

Baca juga: BI: Indonesia fokus turunkan defisit transaksi berjalan

Secara terpisah  Kepala Kantor Perwakilan BI Tokyo, Puji Atmoko mengatakan, bagi investor Jepang, Indonesia masih termasuk papan atas negara tujuan investasi. 

Japan Bank for International Cooperation (JBIC) pada 2017 melakukan survei terhadap perusahaan manufaktur Jepang yang beroperasi di luar Jepang. Hasilnya menunjukkan Indonesia berada di posisi empat teratas negara tujuan investasi, setelah China, India, dan Vietnam.

"Hasil survei tersebut memperlihatkan Indonesia masih dilihat sebagai negara penting terkait tujuan utama investasi," katanya. 

Puji menjelaskan setidaknya ada empat indikator ekonomi positif, yang dinilai investor Jepang sebagai keunggulan Indonesia sebagai negara tujuan investasi.

Keempat indikator tersebut adalah populasi (pasar) yang besar, pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi di kisaran lima persen, infrastruktur, dan industrial link yang semakin baik, serta iklim investasi yang kondusif.

Sedangkan berdasarkan sektornya, Puji mengatakan sektor manufaktur masih menjadi pilihan utama investasi Jepang. 

Alasan lain yang menurut dia mendorong investasi Jepang ke luar negeri tak lain kondisi perekonomian Jepang yang cenderung stagnan.

"Meski secara size sangat besar, namun pertumbuhan ekonominya melandai," ujarnya.

Baca juga: IHSG Jumat dibuka menguat, tembus di atas 6.550

Baca juga: Rupiah menguat tipis, di bawah Rp14.000

 

 

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2019