Manila (ANTARA News) - Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo telah mengatakan kepada Presiden China Hu Jianto bahwa pemerintahnya telah membatalkan perjanjian komunikasi senilai 330 juta dolar AS dengan sebuah perusahaan China karena skandal korupsi, kata seorang jurubicara pemerintah Filipina. Jurubicara kepresidenan Ignacio Bunye mengatakan, Arroyo telah membahas pembatalan perjanjian itu dengan perusahaan telekomunikasi China "2TE Corp" dalam pertemuan bilateral dengan Hu di Shanghai pada Selasa, di mana Arroyo saat itu sebagai tamu pada pembukaan Olimpiade Khusus 2007. Ketua Komisi Pemilu Filipina, seorang sekutu utama Arroyo, telah mengundurkan diri pada Senin menyusul dugaan bahwa ia telah menawarkan sogokan untuk mengamankan kontrak untuk 2TE untuk membangun suatu jaringan broadband yang menghubungkan kantor-kantor pemerintah di seantero negari kepulauan itu. Pengunduran diri ketua komisi pemilu itu -- yang dilakukan beberapa saat sebelum ia menghadapi pemakzulan (impeachment) yang diadakan Kongres -- diduga kuat tujuannya untuk menyelamatkan Arroyo. "Presiden menjelaskan keputusan sulit itu bukan untuk melanjutkan kontak dengan NBN (jaringan broadband nasional) dan presiden telah memperhitungkan hubungan baik antara kedua negara," kata Bunye dalam suatu pernyataan. "Kami merasa gembira bahwa Presiden Hu memaklumi ketika ia mengatakan, hubungan kami sangat baik dan Filipina menjadi sekutu erat," katanya. Skandal penyuapan itu telah menyulitkan Arroyo sejak Juli, namun ia tidak terlibat langsung masalah itu.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007