Warsawa, 4/10 (ANTARA/DPA) - Duta besar Polandia untuk Irak cedera, Rabu, dalam serangan bom yang menewaskan seorang pengawalnya dan dua pejalan kaki berkewarganegaraan Irak. Duta besar itu dan mantan jenderal, Edward Pietrzyk, sedang melakukan perjalanan di dekat Kedutaan Besar Polandia di Baghdad ketika ledakan terjadi, kata jurubicara Kementerian Dalam Negeri Polandia, Patrycja Hryniewicz, seperti dikutip DPA dari stasiun TVN 24. Dua lagi pengawal berkebangsaan Polandia yang cedera dalam ledakan itu berada dalam kondisi stabil, katanya. Pietrzyk, yang menderita luka bakar hingga 20 persen tubuhnya, direncanakan diungsikan ke pangkalan militer AS di Ramstein, Jerman, Rabu malam waktu setempat dan "berada dalam kondisi stabil, baik", kata jurubicara Kementerian Luar Negeri Polandia. Kementerian Luar Negeri Polandia menyatakan serangan Rabu tersebut tampaknya ditujukan kepada Duta Besar itu, karena terjadi di lingkungan Kedutaan Besar. Pengawalnya, Bartosz Orzechowski (29), adalah warganegara Polandia ke-27 yang telah tewas di Irak sejak tentara Polandia bergabung dengan misi pemelihara kestabilan multi-nasional di sana pada September 2003. Jurubicara Departemen Luar Negeri AS Sean McCormack mengatakan Pietrzyk dan seorang lagi yang cedera diungsikan oleh personil dari kontraktor keamanan swasta AS Blackwater, yang telah menghadapi pemeriksaan ketat menyusul aksi penembakan bulan lalu sehingga menewaskan sedikitnya 11 orang. McCormack menyampaikan belasungkawa AS kepada keluarga pengawal yang tewas. "Setiap orang menghargai pengorbanannya dalam pekerjaan melindungi Duta Besar merupakan pekerjaan mulia di Baghdad," katanya. Serangan itu terjadi di wilayah Karrada, Baghdad, dan beberapa saksi mata melaporkan mereka melihat beberapa helikopter terbang ke lokasi ledakan setelah serangan itu, demikian laporan media Irak dan Arab. Mereka juga menyatakan dua orang Irak meninggal, dan enam orang lagi cedera. Pietrzyk dipilih sebagai duta besar Polandia untuk Irak pada April. Perdana Menteri Polandia, Jaroslaw Kaczynski, mengatakan kepada wartawan di Warsawa bahwa sebanyak 900 prajurit Polandia akan tetap berada di Irak kendati ada serangan dan penentangan kuat masyarakat. "Pembelotan selalu menjadi penyelesaian terburuk ... setiap kedutaan besar di Irak dapat diserang ... tak peduli apakan ada tentara Polandia di sana atau tidak," kata Kaczynski. Suatu jajak pendapat baru-baru ini memperlihatkan 81 persen orang Polandia menentang misi tersebut. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2007