Jakarta (ANTARA News) - Penurunan bunga pinjaman Bank Dunia untuk Indonesia tidak berpengaruh terhadap strategi utang pemerintah, termasuk komposisi pinjaman. "Kalau dari segi pengolahan utang kita `kan` sudah punya strategi dan kebijakan sendiri. Saya rasa tidak terlalu banyak mempengaruhi. Kalau kemudian ongkos pinjaman itu turun. itu kita anggap cukup baik, tapi tak berpengaruh cukup besar," kata Deputi Menko Perekonomian bidang Kerjasama Internasional Mahendra Siregar, di Jakarta, Kamis. Dia menjelaskan, strategi pinjaman (borrowing strategy) Indonesia mengacu pada harapan dan visi Indonesia ke depan. Ditanya tentang kemungkinan perubahan komposisi kreditur, Mahendra menjelaskan hal tersebut juga belum dipastikan karena pemerintah akan melihat penawaran-penawaran yang ada, termasuk kemungkinan ke depan. "Saya rasa itu akan berkaitan satu sama lain pada gilirannya, ini `kan` kondisi global. Bisa saja yang mulai dulu Bank Dunia dan pada gilirannya kreditur lain akan menyesuaikan," kata Mahendra. Sebelumnya, Bank Dunia mengumumkan suku bunga pinjaman dengan skema International Bank for Rekontruction and Development (IBRD) bagi Indonesia dari LIBOR (London Inter-bank Borrowing Rate) plus 30 basis poin menjadi hanya LIBOR. Penurunan tersebut berlaku atas pinjaman yang ditandatangani 16 Mei 2007. Terkait dengan penurunan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mempelajari proposal termasuk persyaratan atas pinjaman tersebut. Sedangkan Sekretaris Utama Bappenas Syahrial Loetan, mengatakan, pemerintah belum tentu akan menambah pinjaman luar negeri dari Bank Dunia, karena tergantung pada kebutuhan dan kemampuan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007