Palu (ANTARA News) - Hujan deras yang disertai angin kencang menghajar seluruh dataran Palolo, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, dan mengakibatkan sejumlah rumah penduduk roboh. "Belum diketahui adanya korban jiwa maupun luka-luka akibat musibah alam itu," kata Yulius Nasa (54), salah seorang warga desa Berdikari, Kecamatan Palolo kepada ANTARA News via telepon, Jumat malam. Ia mengatakan, hujan deras yang disertai tiupan angin kencang tersebut membuat masyarakat resah. Selain merobohkan sejumlah bangunan tinggal penduduk, juga banyak pepohonan di depan rumah maupun di sisi kanan dan kiri jalan tumbang sehingga arus lalulintas kendaraan yang lewat sempat macet beberapa waktu lamanya. Warga secara berbodong-bondong melakukan kerja bakti membersihkan badan jalan dari pepohonan tumbang sehingga arus kendaraan barang dan jasa kembali lancar melintas di jalanan. Hingga pukul 19:00 WITA, hujan deras yang disertai angin kencang masih melanda kecamatan penghasil komoditi perkebunan itu, khususnya kakao dan pertanian (beras) dan sayur-mayur di kabupaten Donggala. Kebanyakan warga, kata Nasa tidak berani keluar rumah, sebab khawatir terjadi hal-hal yang dapat merugikan mereka. "Rata-rata warga tidak berani meninggalkan rumah, sambil tetap waspada menjaga segala kemungkinan bisa menimpa mereka, sebab angin bertiup sangat kencang sekali," ujar dia. Menurut Nasa, hujan deras sudah sering mengguyur dataran Palolo, namun tidak disertai tiupan angin kencang. Hal senada juga disampaikan Ronie, salah seorang pedagang yang berdomisili di Palu. Ia mengatakan baru saja kembali dari berdagang makanan jadi di kecamatan Palolo. Saat ia meninggalkan desa Petimbe dan Bobo di Kecamatan Palolo hujan deras dan angin kencang masih mengguyur wilayah tersebut. Beberapa pohon besar pada Poros jalan Bakubakulu-Bobo tumbang dan menutupi badan jalan menyebabkan arus kendaraan yang datang dari arah Palolo menuju Kota Palu, ibukota Provinsi Sulteng dan sebaliknya terpaksa harus berhenti beberapa waktu lamanya dan kembali meneruskan perjalanan setelah badan jalan dibersihkan penduduk setempat.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007