Yangon (ANTARA News) - Pemerintah junta militer Myanmar memilih seorang jenderal moderat berpengalaman berhubungan dengan badan-badan PBB sebagai penghubung tahanan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi, kata para analis Selasa. Myanmar mengumumkan di media negara Senin malam bahwa wakil menteri perburuhan Aung Kyi telah ditugaskan untuk menjamin `hubungan-hubungan yang mulus` dengan pemenang hadiah Nobel perdamaian, yang telah hampir 18 tahun berada di dalam tahanan rumah. Di pemerintahan yang didominasi para penganut garis-keras, Mayjen Aung Kyi adalah salah satu dari beberapa tokoh yang bersedia bekerja dengan PBB dan negara-negara tetangganya untuk meningkatkan posisi negaranya, kata para analis seperti dilaporkan AFP. "Dia sangat layak dan mempunyai hubungan baik dengan organisasi-organisasi internasional sebelumnya," kata analis Myanmar Win Min yang berkantor di Thailand. "Ini adalah pertanda bagus bahwa mereka berniat berkomunikasi dengan dia (Aung San Suu Kyi) secara langsung," kata Win Min. "Dia bukan sekedar penyampai pesan, tapi juga bisa memahami dinamika yang ada." Namun juga ada peringatan-peringatan atas penunjukan upaya lain untuk mendinginkan tekanan yang meningkat di Dewan Keamanan PBB, yang mempertimbangkan adanya satu pernyataan yang mengutuk tindakan keras yang membawakan yang dilakukan rezim terhadap para pelaku protes damai itu. "Kami masih harus berhati-hati," kata seorang diplomat Barat yang telah secara ekstensif berhubungan dengan rezim, memperingatkan bahwa tak seorang tahu seberapa besar kewenangan yang diberikan kepada jenderal. Meskipun demikian, Aung Kyi mempunyai reputasi sebagai seorang intelijen, jenderal yang moderat yang memahami pekerjaan-pekerjaan dunia luar, katanya. Ketika Organisasi Butuh Internasional PBB tahun lalu mengancam menyeret Myanmar ke depan Mahkamah Internasional karena komplain-komplain penindasan terhadap tenaga kerja, junta menugasi Aung Kyi untuk menenangkan situasi. Dia dipilih sebagai wakil menteri perburuhan pada November 2006, dan pada Maret 2007 rezim mencapai kesepakatan dengan ILO meluncurkan sistem baru untuk menangani pengaduan-pengaduan penindasan tenaga kerja. ILO masih percaya bahwa penindasan buruh masih tersebar-luas di Myanmar, dan pada Juni lalu memperingatkan bahwa pihaknya masih akan meningkatkan tekanan-tekanan. Namun taktik Aung Kyi menyebabkan pergantian dramatik terhadap diplomasi, ketimbang intimidasi yang digunakan di Yangon, di mana petugas ILO sebelumnya menerima ancaman-ancaman pembunuhan. Dalam jabatan sebelumnya, Aung Kyi adalah wakil menteri imigrasi yang mempunyai hubungan baik dengan Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), kata Win Min.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007