Jakarta (ANTARA News) - Jumlah penumpang di Stasiun Gambir mulai menurun pada H-1 Lebaran (Jumat), setelah mencapai puncaknya pada H-2 (Kamis), namun, tiket duduk tujuan Jateng dan Jatim telah habis, sehingga hanya menjual tiket berdiri untuk kereta Gumarang bisnis (tujuan Surabaya Pasar Turi) dan Cirebon Express bisnis. "Puncak jumlah penumpang dari Stasiun Gambir terjadi pada Kamis, dengan jumlah yang diangkut 14.900 penumpang, sedangkan hari Jumat ini hanya 12.540 orang, dan besok, Sabtu, yang merupakan Lebaran pertama, data terakhir menyebutkan, penumpang yang akan diangkut 8.450 orang," kata Kepala Stasiun Gambir, Suyitno, di Jakarta, Jumat. Data di Stasiun Gambir menunjukkan, jumlah penumpang pada H-3 adalah 12.846 orang sedangkan pada H-4 jumlahnya 9.708 penumpang. Suyitno mengemukakan, dibanding tahun lalu, rata-rata terjadi penurunan 30 persen jumlah penumpang pada hari-hari menjelang Lebaran. Hal tersebut menurut dia disebabkan pemudik makin banyak menggunakan jenis angkutan lain serta mudik lebih awal. "Untuk tujuan Bandung misalnya, sejak tol `Cipularang` dioperasikan, kereta api Parahyangan maupun Argo Gede sekarang sudah kurang dilirik. Pada akhir pekan saja paling terisi 75 persen, padahal sebelum ada tol, karcisnya selalu habis terjual," kata Suyitno. Pada Jumat sore, tampak loket Parahyangan dan Argo Gede masih menjual karcis tempat duduk masing-masing untuk keberangkatan pukul 16.15 WIB dan 16.30 W Di loket pembelian tiket jurusan Jawa Tengah dan Jawa Timur, ditempel pengumuman bahwa "hari ini KA Argo Sindoro, Bima, Gajayana, Gumarang, Sembrani, Argu Lawu, Taksaka, Argo Anggrek tidak ada penjualan langsung, sudah habis semua". pengumuman di sebelahnya bertuliskan "Argo Muria pagi, Argo Dwipangga, Taksaka Pagi, Argo Anggrek Pagi, Kamandanu , habis". Pengumuman tersebut tidak membuat para calon penumpang untuk mendatangi loket kemudian memesan tiket, meski jawaban para petugas loket adalah "habis pak, lihat pengumumannya. Hanya ada tiket berdiri untuk Gumarang dan Cirebon Express." Seorang lelaki berusia pertengahan 30-an, berdiri sekitar tiga meter dari antrean, dan selalu berteriak "kemana? Semarang ada satu, Surabaya juga..." kepada calon penumpang. Dia berhenti bertanya setiap kali ada petugas keamanan lewat atau berdiri di dekat loket. Para calon penumpang tidak ada yang menggubrisnya, dan setelah sekitar 30 menit dia tidak menemukan peminat, laki-laki itu pun mundur dan menjauh. Tidak tampak antrean panjang untuk kereta api Cirebon Express seperti sehari sebelumnya, sedangkan petugas keamanan dalam Stasiun Gambir maupun dari kepolisian terlihat di banyak sudut stasiun tersebut. "Memang sejak tanggal 6 Oktober hingga tanggal 12 Oktober atau hari ini, kami menempatkan 20 petugas Brimob dan 20 petugas PM, selain 108 petugas keamanan dalam. Mereka semua bergerak termasuk memantau jika ada calo," kata Suyitno lalu mengatakan, selama enam hari terakhir terdapat dua tersangka calo yang langsung diamankan aparat tersebut ke Polda Metro Jaya. Dia menegaskan, para calo tersebut dapat dikenakan sanksi sesuai Undang-undang Perkeratapian yakni kurungan hingga enam bulan. Pengamanan arus balik menurut Suyitno dapat ditangani petugas keamanan dalam karena kereta-kereta api eksekutif tujuan Jakarta menurunkan penumpangnya di stasiun Jatinegara. "Secara keseluruhan, situasi di Stasiun Gambir pada hari ini sangat kondusif, tidak ada tumpukan calon penumpang maupun kereta terlambat seperti kemarin. Hingga hari ini tidak ada laporan kecopetan atau insiden lainnya. Untuk kami sendiri, pengaturan jam kerja tidak mengalami perubahan, tetap terbagi dalam tiga shift kerja," kata Suyitno, yang menjabat kepala stasiun tersebut sejak Desember 2006 (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007