Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin, meminta negara agar hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator, dan menyesalkan imbauan Menteri Agama tentang menunda pelaksanaan shalat Idul Fitri pada hari Sabtu bagi warga Muhammadiyah yang berlebaran Jumat. "Negara hanya sebagai fasilitator dan motivator," kata Din Syamsuddin seusai menerima Wakil Presiden (Wapres), M. Jusuf Kalla, di rumahnya di Jakarta, Jumat malam. Pernyataan Din tersebut diungkapkan ketika diminta komentarnya soal perbedaan pelaksanaan Idul Fitri yang berbeda. Sebelumnya, Menteri Agama (Menag), Mahtuf Basyumi, mengimbau warga Muhammadiyah yang merayakan Idul Fitrinya Jumat, namun bisa menunda pelaksanaan Shalat Idul Fitri-nya pada hari Sabtu. "Pemerintah terlalu maju, niatnya baik mempersatukan, tapi Departemen Agama lupa persatuan itu tak harus seragam," kata Din. Oleh karena itu, ia menilai, paradigma yang dianut Departemen Agama (Depag) perlu ditinjau kembali. Depag, dinilainya, erlalu menggebu. Menurut Din, niatnya baik, namun tanpa disadari justru malah bisa memecah belah umat. "Biarlah kedua organisasi yang sangat-sangat akrab ini mohon tak diganggu oleh pemerintah," kata Din, merujuk perbedaan penentuan Idul Fitri dua organisasi massa Islam di negeri ini, Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama (NU). (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007