Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR periode 1999-2004, Akbar Tandjung, menilai perjalanan silaturahmi yang dilakukan Wakil Presiden (Wapres) M. Jusuf Kalla kepada mantan-mantan pejabat tinggi negara sebagai tradisi yang patut dibudayakan. "Ini suatu tradisi yang baik, yakni kita menghormati pemimpin," ujar Akbar seusai menerima kunjungan Wapres bersama istrinya di kediamannya di Jalan Purnawarman 8, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu. Menurut Akbar, yang juga mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golongan Karya (Golkar), adanya berbagai pebedaan pandangan politik seharusnya jangan sampai menghilangkan silaturahmi diantara para tokoh nasional itu. Oleh karena itu, Akbar melanjutkan, tradisi yang dirintis Jusuf Kalla --yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar-- itu bermakna penting buat bangsa Indonesia ke depan, agar bangsa tetap menghormati pimpinan-pemimpinnya yang pernah berjasa. Mengenai kunjungan Kalla bersama istrinya kekediamannya, Akbar yang saat itu mengenakan kemeja batik corak bernuansa merah mengatakan bahwa kunjungan itu sangat mendadak dan dia baru diberi tahu pada pagi harinya. "Terus terang, kami agak kaget dan rencananya akan ke Bandung. Tapi, karena ada pemberitahuan, terpaksa kami prioritaskan untuk menyambut beliau terlebih dahulu," kata Akbar. Dikatakannya bahwa antara dirinya dengan Jusuf Kalla sudah lama saling kenal dan bahkan jauh sebelum sama-sama berkiprah di partai berlambang beringin itu, yakni saat masih aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Selain itu, Akbar juga orang yang memberikan persetujuan ketika Gus Dur masih menjabat presiden dan akan mengangkat Jusuf Kalla selaku kader Golkar menjadi anggota kabinetnya. Mengenai perbedaan pandangan antara dirinya dengan Jusuf Kalla yang pernah mencuat beberapa waktu lalu, Akbar menjelaskan bahwa soal pandangan pada Golkar itu tetap tidak ada perubahan yang prinsipil. "Kita membangun partai itu seharusnya membangun sistem dan kelembagaan. Ini diperlukan dalam upaya menghadapi berbagai perubahan yang terjadi saat ini," ujarnya. Kelembagaan itu, menurut dia, bisa dilihat dari aspek infrastruktur dan juga nilai-nilai yang ada didalamnya. Sebagai mantan pimpinan partai Golkar, Akbar merasa bahwa dirinya perlu berkontribusi karena sekarang ini kompetisi diantara partai sudah sangat kuat. "Walaupun partai-partai itu baru, tapi mereka juga punya pengalaman di 2004 dan sukses," demikian Akbar Tandjung. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007