Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS pekan ini usai libur Lebaran atau Idul Fitri masih berada dalam kisaran yang sempit di bawah level Rp9.100 per dolar AS, sehubungan sebagian pelaku pasar tampaknya masih menikmati liburan panjang. "Pelaku pasar masih menikmati liburan panjang, sehingga mengakibatkan kegiatan di pasar uang belum normal, karena itu pergerakan rupiah berada dalam kisaran yang sempit," kata pengamat pasar uang Edwin Sinaga pada akhir pekan lalu. Rupiah di pasar uang Jakarta libur transaksi selama 12-16 Oktober dan mulai kembali buka pada 17 Oktober. Menurut Sinaga, pada awal nantinya transaksi rupiah akan cenderung relatif stabil pergerakannya pada kisaran level tersebut atau berada sedikit di bawah level Rp9.100 per dolar AS. Tingkat rupiah yang berada pada level itu menunjukkan adanya kepercayaan pasar terhadap pemerintah, apalagi fundamental ekonomi juga makin membaik, ucapnya. Ia mengatakan kenaikan rupiah tidak akan terlalu cepat, meski rupiah masih mempunyai peluang untuk menguat hingga mencapai Rp9.000 per dolar AS, karena asing saat ini masih aktif masuk. Selain itu, pelaku asing juga bertransaksi di ssaham perdana (initial public offering/penawaran saham perdana), obligasi pemerintah dan SBI, yang ikut menjadi faktor pendukung membaiknya rupiah. Melambatnya pertumbuhan ekonomi AS, katanya, menekan pergerakan dolar AS di pasar dunia sehingga memberikan dampak positif kepada rupiah untuk bisa menguat lebih lanjut. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007