Manado (ANTARA) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto mengatakan kualitas pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara terus mengalami peningkatan.

"Pertumbuhan pada beberapa sektor ekonomi tersebut membuat kualitas pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara cenderung meningkat," kata Erwin Rijanto, saat serah terima jabatan Kepala BI Perwakilan Sulut dari Soekowardojo kepada Arbonas Hutabarat di Manado, Jumat.

Peningkatan tersebut, kata Erwin Rijanto, tercermin pada angka kemiskinan dan rasio gini yang berada di bawah nasional, serta indeks pembangunan manusia yang berada di atas nasional.

Keberhasilan pembangunan nasional merupakan refleksi dari pembangunan di tingkat regional. Pertumbuhan ekonomi Sulut pada tahun 2018 mencapai angka 6,01 persen, diatas pertumbuhan nasional.

Pertumbuhan terutama didorong oleh peningkatan kinerja sektor transportasi dan perdagangan, seiring dengan meningkatnya sektor pariwisata.

Selain itu, katanya, pembangunan infrastruktur telah menjadikan lapangan usaha konstruksi sebagai salah satu faktor penyumbang pertumbuhan ekonomi.

Dia menjelaskan, tahun 2018 lalu merupakan periode yang penuh tantangan dimana kondisi perekonomian global yang diliputi ketidakpastian. Perekonomian dunia melambat seiring pertumbuhan ekonomi beberapa negara utama dunia yang tumbuh di bawah perkiraan.

Kemudian, berlanjutnya, normalisasi kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat yang akan diikuti Uni Eropa dan negara maju lainnya menambah risiko pengetatan likuiditas global.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik dan hubungan dagang negara maju menimbulkan ketidakpastian dan mendorong tingginya premi risiko investasi ke negara pasar berkembang (emerging markets).

Kondisi ini mendorong kuatnya mata uang dollar AS, serta berdampak pada pembalikan modal asing dan pelemahan mata uang negara Emerging Markets, termasuk Indonesia.

"Patut kita syukuri, bahwa di tengah ekonomi global yang kurang kondusif, kinerja dan prospek ekonomi Indonesia cukup baik. Stabilitas terjaga, momentum pertumbuhan berlanjut," jelasnya.

Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di tahun 2018 diperkirakan dapat meningkat di tahun 2019, ditopang kuatnya permintaan domestik, baik konsumsi maupun investasi. Inflasi yang rendah pada tahun 2018 akan tetap terkendali sesuai sasaran 3,5 + 1 persen. Rupiah akan bergerak lebih stabil sesuai mekanisme pasar.

Stabilitas rupiah ditopang pula oleh penurunan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih aman. Stabilitas sistem keuangan terjaga, kenaikan pertumbuhan kredit akan berlanjut di tahun 2019 dengan likuiditas yang cukup, disertai pembiayaan pasar modal yang juga akan meningkat.

Berbagai pencapaian yang diraih disertai kondisi stabilitas makroekonomi yang ditopang oleh kredibilitas kebijakan dan prospek ekonomi yang positif menjadi landasan yang kokoh untuk memperkuat momentum pemulihan ekonomi menuju pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif.

 

Pewarta: Jerusalem Mendalora
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2019