Banda Aceh (ANTARA News) - Tim dokter spesialis kandungan Rumah Sakit Kodam Iskandar Muda (IM), Banda Aceh, berhasil menyelamatkan bayi dari kandungan Ny. Ernawati (35) yang memiliki berat badan enam kilogram melalui operasi caesar. "Kami tidak menyangka kalau berat badan bayi tersebut lebih dua kali lipat dari bayi lainnya yang lahir secara normal dan ini merupakan pengalaman pertama bagi saya selama hampir 20 tahun menjadi dokter," kata Dr. H. Mohd. Andalas SpOg, di Banda Aceh, Kamis. Bayi "gajah" yang lahir melalui operasi caesar Rabu (10/10) itu merupakan kelahiran kedua bagi pasangan suami-isteri Firdaus (42) dan Ernawaty (35), warga asal Desa Cot Mon Raya, Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar. Mohd. Andalas yang juga selaku Ketua tim operasi bayi "gajah" itu mengatakan bayi dan ibunya kini dalam keadaan sehat. Tapi untuk bayi tersebut harus mendapat pengawasan khusus dari dokter anak RS Kodam IM. Dalam istilah medis, bayi yang lahir dengan berat badan di atas empat kilogram disebut makrosomia, sedangkan bayi normal lainnya lahir dengan berat badan antara 2,5 kilogram hingga empat kilogram, namun bayi dari kadangan warga desa pinggiran Aceh Besar itu mencapat enam kilogram. "Bagi kalangan dokter kandungan di Aceh, bayi yang lahir dengan berat badan enam kilogram merupakan peristiwa langka," katanya. Khusus untuk bayi tersebut, sebelum melahirkan di RS Kodam IM, suami Ernawaty sempat membawa isterinya kepada bidan di desanya dan setelah ditangani beberapa saat, namun tidak kunjung lahir. Akhirnya dirujuk ke dokter spesialis sebelum akhirnya diputuskan untuk dioperasi caesar. Menurut Andalas, Ny. Ernawaty mengaku selama masa kehamilannya tidak pernah memeriksa kandungannya kepada dokter spesialis, termasuk melihat pertumbuhan bayi melalui ultrasonografi (USG). Selain itu, katanya, mengutip keterangan Ny. Ernawati, selama mengandung (hamil) dirinya mengalami kenaikan berat badan lebih dari 25 kilogram. Namun tidak ada tanda-tanda keanehan, sehingga hari demi hari dijalani seperti biasa karena merasa tidak ada keluhan yang perlu dikhawatirkan. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007