Kuala Lumpur (ANTARA) - Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) menangguhkan semua penerbangan Boeing 737 MAX 8 di wilayah udaranya pada Selasa, setelah kecelakaan pesawat di Ethiopia.

Sementara mengklarifikasi tidak ada maskapai Malaysia yang mengoperasikan pesawat jenis tersebut, Chief Executive Officer (CEO) regulator penerbangan Ahmad Nizar Zolfakar segera memerintahkan penangguhan jenis itu, setelah dua kecelakaan fatal yang melibatkan model Boeing 737 MAX 8 dalam waktu kurang dari lima bulan.

"Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia dengan segera menangguhkan operasi pesawat Boeing 737 MAX 8 yang terbang ke atau dari Malaysia dan transit di Malaysia hingga pemberitahuan lebih lanjut," katanya dalam sebuah pernyataan singkat.

Keputusan itu muncul ketika Menteri Urusan Ekonomi Malaysia Mohamed Azmin Ali menyarankan sovereign wealth fund Malaysia, Khazanah, pada Senin (11/3) untuk meninjau ulang pemesanan 25 pesawat Boeing varian MAX 8 dan MAX 10 untuk Malaysia Airlines.

Khazanah adalah pemegang saham tunggal dari maskapai nasional negara itu.

"Tentu saja manajemen Khazanah harus melihat masalah ini dengan segera, untuk memastikan bahwa keselamatan maskapai sangat penting. Mereka harus meninjau kembali perjanjian apa pun yang mereka miliki di masa lalu," katanya.

Beberapa negara lain termasuk China, Singapura, Brasil dan Korea Selatan, antara lain, telah menangguhkan atau melarang penerbangan pesawat di wilayah mereka.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2019