Padang (ANTARA News) - Fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Fahmi Idris menyatakan tidak setuju dilakukannya konvensi untuk penetapan calon presiden Golkar karena hal itu memunculkan peluang adanya politik uang atau money politics. "Saya termasuk yang tidak setuju adanya konvensi, karena itu telah menimbulkan cidera berat," kata Fungsionaris DPP Partai Golkar Fahmi Idris di Padang, Sabtu. Pandangan Fahmi Idris ini sejalan dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla yang menilai konvensi pada masa lalu prosesnya telah salah dan lebih fatal hasilnya sangat mengecewakan. Karena itu, Jusuf Kalla mengatakan, ke depan harus dikembalikan lagi kepada aturan AD/ART partai yakni melalui rapat pimpinan nasional. Lebih lanjut Fahmi menjelaskan, pelaksanaan konvensi telah memunculkan peluang adanya politik uang. Karena itu, ke depan ia tidak setuju adanya keinginan untuk menggelar konvensi lagi. Masalah politik uang ini, tambahnya menjadi salah satu persoalan yang harus dibenahi di Partai Golkar. Konvensi tambahnya juga memunculkan benih-benih perseteruan di antara para kader partai. "Tantangan yang harus segera dibenahi adalah konsolidasi organisasi baik dari tingkat pusat maupun tingkat desa," kata Fahmi. Menurut Fahmi, konsolidasi organisasi termasuk di dalamnya regenerasi kepemimpinan. Fahmi mengharapkan agar terjadi regenerasi kepemimpinan secara berlanjut. "Sebaiknya dimunculkan kader-kader yang muda-muda dan terus berlanjut," kata Fahmi. Dengan demikian proses pengkaderan akan terus berjalan dan terjadi dengan baik. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007