Gorontalo (ANTARA) - Perajin ikan teri di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, berharap, bisa mendapatkan bantuan lokasi penjemuran yang memadai sehingga perajin tidak perlu berebut lokasi penjemuran saat musim ikan teri tiba.

"Saat musim ikan teri tiba, kami berebutan mencari lokasi penjemuran, ada yang memanfaatkan halaman depan dan belakang rumah, halaman masjid, bahkan sebagian badan jalan," ujar Nikmah Djafar, salah satu perajin ikan teri di Desa Katialada, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, Kamis.

Menurutnya, lokasi penjemuran ikan menjadi sarana yang paling diperlukan untuk menunjang aktivitas pengeringan ikan teri di desa tersebut. Seringkali saat musim ikan teri tiba, Nikmah mengaku, produksi ikan teri kering tidak maksimal karena minimnya lokasi penjemuran.

"Kami berharap, pemerintah dapat memberikan solusi untuk memudahkan aktivitas para perajin ikan teri khususnya di Dusun Pelabuhan agar produksinya terus meningkat," ujarnya.

Produksi ikan teri dari wilayah itu sering dipasok untuk memenuhi permintaan pasar di tingkat lokal maupun beberapa daerah di Indonesia. Cara pengeringan mengandalkan sinar matahari, dinilai paling baik untuk menghasilkan ikan teri berkualitas tinggi.

Harga ikan teri kualitas super, cukup tinggi yaitu dikisaran Rp110 ribu-Rp120 ribu per kilogram. Sedangkan ikan teri kualitas sedang berada di kisaran Rp65 ribu-Rp90 ribu per kilogram.

Ikan teri termurah, biasanya yang berwarna lebih gelap atau kecoklat-coklatan dan ukurannya paling besar dari kualitas terbaik lainnya, berada di kisaran Rp35 ribu-Rp50 ribu per kilo gram.

"Rata-rata ikan teri super paling mendominasi permintaan konsumen, termasuk pasar dari luar Gorontalo," ujarnya.
 

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2019