Malang (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH. Hasyim Muzadi berharap kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas ke Indonesia (Senin, 22/10) mampu menghasilkan dukungan nyata Indonesia serta melahirkan persatuan bagi bangsa Palestina. "Dukungan terhadap bangsa Palestina mengalir dengan begitu derasnya terutama dari negara-negara Islam, namun kunci dari kemerdekaan bangsa Palestina itu adalah persatuan antara kelompok Hamas dan Fatah serta dukungan nyata dari negara-negara Arab," katanya ketika ditemui di kediamannya di Kompleks Pesantren Mahasiswa (Pesma) Al-Hikam di Malang, Jawa Timur, Minggu pagi. Menurut mantan Cawapres pasangan Megawati Soekarnoputri itu, kombinasi kekuatan Palestina untuk memerdekaan diri dari kungkungan Israel cukup kuat dan strategis, yakni kelompok Hamas sebagai penyerang dan pengatur strategi dan kelompok Fatah sebagai pengatur strategi diplomasi hubungan internasional. Namun demikian, katanya, Indonesia dan negara-negara Islam lainnya termasuk yang tergabung dalam OKI harus tetap memberikan dukungan tidak hanya moral, politis dan sekedar performa saja, tetapi diikuti dengan langkah nyata seperti memberikan bantuan finansial ketika Israel memainkan perannya tidak lagi memasok finansial bangsa Palestina. Menyinggung kemerdekaan bangsa Palestina yang dijanjikan Izrael itu sendiri, Hasyim mengakui, cukup sulit, sebab sudah puluhan tahun Israel menjanjikan Palestina untuk merdeka, namun sampai sekarang juga belum terwujud akibat terlalu kuatnya negara-negara pro Israel yang dimotori AS, sebagian negara eropa dan Australia. Sementara PBB sendiri, kata pengasuh Pesma Al-Hikam itu, memiliki standar ganda terhadap resolusi-resolusi atau keputusan hukuman terhadap Israel dan tidak efektif, sedangkan hukuman bagi negara-negara di luar "kongsi" Israel dengan mudah dilaksanakan secara efektif. Ia mengatakan, selain itu "garis kehidupan" bangsa Palestina sendiri masih dipegang oleh Israel termasuk perekonomian dan hidup matinya rakyat Palestina ada di tangan Israel sementara negara-negara yang mendukung Palestina belum mampu berbuat banyak untuk membantu Palestina terutama kebutuhan finasial rakyatnya. "Saya tidak yakin tawaran Israel untuk memerdekakan Palestina itu serius, karena selain tawaran itu sudah seringkali dijanjikan dan sesering itu pula diingkari, tetapi kebutuhan hidup rakyat Palestina juga masih ada dalam genggaman Israel, oleh karena itu kunci kemerdekaan Palestina adalah persatuan dan penyelesaian konflik antar kelompok," katanya menegaskan. Presiden Palestina Mahmoud Abbas dijadwalkan berkunjung ke Indonesia (Senin, 22/10) dan akan diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam upacara kenegaraan di Istana Merdeka. Kedatangan Mahmoud Abbas ke Indonesia merupakan penjadwalan ulang yang diagendakan bulan Mei lalu, namun dibatalkan. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007