Tokyo (ANTARA News) - Kalangan pebisnis Jepang yang tergabung dalam Nippon Keidanren (Kadin Jepang) mempertanyakan kebijakan pasokan gas dari Indonesia menyusul tindakan pemerintah Indonesia yang memprioritaskan kebutuhan domestik ketimbang mengekspornya ke Negeri Sakura itu. Hal itu disampaikan Ketua Nippon Keidanren Fujio Mitarai kepada Ketua Dewan perwakilan Daerah (DPD) RI Ginandjar Kartasasmita di Tokyo, Senin petang, saat keduanya bertemu di kantor pusat Keidanren di kawasan Otemachi. Ginandjar berada di Tokyo, untuk menyampaikan surat pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada PM Jepang Yasuo Fukuda, yang merupakan sahabat lamanya saat berada di pemerintahan orde baru. "Hal itu memang dipertanyakan oleh Keidanren, namun kita juga sudah menjelaskan bahwa Indonesia tidak ada masalah soal pasokan gas ke Jepang berdasarkan kontrak yang telah disepakati. Indonesia menghormati kontrak yang telah dibuat dengan Jepang," ujar mantan Menteri Pertambangan dan Energi itu. Yang menjadi persoalan, kata dosen kehormatan di Universitas Waseda, Tokyo itu, adalah kontrak-kontrak setelah itu yang belum mendapat perpanjangan lebih lanjut. "Itu sebabnya pemerintah mengundang Jepang untuk ikut aktif membantu Indonesia dalam hal eksplorasi serta pengembangan sumber daya alternatif lainnya," kata Ginandjar yang menggunakan kesempatan selama di Jepang untuk bertemu dengan sahabat-sahabat lamanya seperti Menlu Jepang Masahiko Komura. Tarik ulur antara Indonesia dan Jepang saat ini memang terjadi di sektor energi. Bahkan Wapres Jusuf Kalla sewaktu berkunjung ke Tokyo, Akhir Mei lalu, jelas-jelas menjadikan sektor tersebut sebagai politik energi ke Jepang. Kebutuhan energi Jepang selaku negara industri maju sangat besar sehingga membutuhkan stabilitas pasokan gas yang pasti dari negara-negara pemasoknya, seperti Indonesia, Malaysia dan Brunei. Konsumsi gas Jepang untuk tahun 2004 lebih dari 70,3 juta metrik ton, 68 persen di antaranya dipenuhi melalui impor. Indonesia sangat mengharapkan teknologi tinggi Jepang membantu upaya-upaya menemukan sumber cadangan minyak baru dan membantu pengembangan biofuel dan energi terbarukan lainnya di tanah air.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007